tirto.id - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyarankan agar pengangguran bisa menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI). Seperti diberitakan Antara, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, Hariadi mengatakan, warga bisa menjadi buruh migran, dengan catatan memiliki keterampilan, sehingga jenis pekerjaan dan negara tujuan jelas.
"Hal itu sebagai salah satu upaya menurunkan angka pengangguran di kota ini yang berdasarkan data terakhir tercatat 14.000 orang," kata Hariadi di Mataram kepada Antara, Senin (11/11/2019).
Pernyataan itu dikemukakan Hariadi untuk menanggapi bertambahnya angka pengangguran di NTB sebanyak 1.260 orang.
"Angka pastinya akan kita minta di BPS, untuk selanjutnya kami lakukan pemetaan terhadap penambahan tersebut di wilayah mana saja. Selain itu, guna mengetahui pemicunya agar dapat dicarikan solusi," sebutnya.
Menurutnya Hariadi, intervensi pengangguran melalui program TKI dinilai juga cukup potensional. Apalagi, animo masyarakat di kota ini menjadi buruh migran relatif masih tinggi. Ini terlihat dari rekomendasi pembuatan paspor sebagai buruh migran setiap harinya yang mencapai dua permohonan.
Dari rekomendasi itu terlihat negara tujuan mereka, antara lain Malaysia, Hongkong, Singapura, Brunei Darusslam, Jepang dan Taiwan, dengan negara tujuan paling banyak ke Malaysia. Sedangkan untuk jenis pekerjaannya, para buruh migran sebagian besar bekerja di Malaysia sebagai pemetik buah; sedangkan di Singapura dan Brunei Darussalam, mereka kebanyakan menjadi "baby sister".
"Sedangkan dengan negara tujuan Hongkong, Jepang dan Korea bisanya bekerja di bagian elektronik," sebutnya.
Di samping itu, lanjut Hariadi intervensi lain yang dapat dilakukan terhadap pengangguran di Kota Mataram yakni melalui kegiatan bursa kerja, pelatihan wirausaha baru dan transmigrasi.
"Harapannya, melalui beberapa opsi intervenasi terhadap pengangguran yang kami lakukan, bisa menurunkan angka pengangguran yang ada saat ini," katanya.
Penulis: Antara
Editor: Widia Primastika