tirto.id - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II pada tahun 2024 tumbuh di level 5,0 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan berada di kisaran 5,0 -5,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) sepanjang tahun 2024.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini melanjutkan pertumbuhan kuartal I yang tumbuh sebesar 5,11 persen. Pertumbuhan didukung konsumsi rumah tangga dan investasi. Sri Mulyani bilang, pertumbuhan ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tangguh (resilient) di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dunia dan tensi geopolitik yang tidak kunjung reda.
“Jadi Indonesia juga dapat giliran untuk diasesmen Financial Sector Assessment Program untuk 2023-2025, dan dalam hal ini hasilnya ekonomi Indonesia resilient dari berbagai tantangan global dan domestik,” katanya, dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KKSK, di Jakarta, Jumat (2/8/2024).
Perlu diketahui, Financial Sector Assessment Program (AFSAP) 2023-2025 adalah program asesmen seluruh dunia untuk mengidentifikasi apakah sebuah sistem keuangan di suatu negara cukup resilient, bertahan dan memiliki potensi ada masalah yang berimbas pada dunia atau tidak.
Perempuan yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ini mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 dipengaruhi oleh ekspor barang yang diperkirakan meningkat. Kemudian, pertumbuhan ekonomi juga didukung ekspor produk manufaktur dan pertambangan, terutama ke negara mitra dagang utama seperti India dan Cina.
“Kedua negara ini merupakan mitra dagang utama Indonesia dan kita diuntungkan India yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sehat dan relatif tinggi,” imbuh perempuan yang kerap disapa Ani itu.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 juga akan didorong dari kebijakan belanja pemerintah untuk menjaga stabilitas harga melalui Program Perlindungan Sosial (Perlinsos) untuk masyarakat rentan.
KSSK juga berharap, konsumsi masyarakat juga dapat terkerek, seiring dengan adanya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang bakal dilaksanakan pada November mendatang.
“Sama seperti siklus pemilu Februari, di November 2024 ini pasti akan menimbulkan dampak positif terhadap aktivitas belanja, selain belanja penyelenggaraan pilkada dan itu jumlahnya hampir comparable dengan Pemilu. Jumlah (belanja) yang harus dilakukan KPU dan Bawaslu untuk adakan Pilkada serentak seluruh Indonesia dan aktivitas konsumsi diperkirakan akan dapatkan imbas positif,” jelas Ani.
Selanjutnya, investasi juga diperkirakan menguat sejalan dengan penyelesaian target pembangunan infrastruktur dan investasi sektor swasta. Sementara itu, aktivitas perekonomian yang masih ditopang sektor manufaktur, konstruksi, dan perdagangan diperkirakan akan tetap kuat seiring dengan peningkatan nilai tambah dan output produksi didukung oleh keberlanjutan hilirisasi.
“Jadi pengaruhi konsumsi dan investment dalam negeri. Sampai akhir tahun, pada sisi produksi aktivitas ekonomi untuk sektor manufaktur dan juga dari sisi konstruksi, perdagangan kami masih perkirakan tetap terjaga terlihat peningkatan nilai tambah hilirisasi dan output produksi didukung keberlanjutan dari proses hilirisasi,” tambah Ani.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Andrian Pratama Taher