Menuju konten utama

Pertumbuhan Ekonomi 8% Mustahil Terwujud bila Korupsi Merajalela

Pertumbuhan ekonomi 8 persen bisa dicapai asalkan korupsi diminimalkan dan KPK diperkuat secara kelembagaan.

Pertumbuhan Ekonomi 8% Mustahil Terwujud bila Korupsi Merajalela
Ekonom Indef Faisal Basri memberikan pernyataan sikap pada Malam Tirakatan untuk Kejujuran dan Keadilan di Jakarta Timur, Senin (12/2/2024). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/rwa.

tirto.id - Ekonom senior Indonesia, Faisal Basri, mengatakan, target pertumbuhan ekonomi 8 persen Prabowo Subianto akan sulit tercapai apabila korupsi terus merajalela. Karena itu, sistem pencegahan dan pemberantasan korupsi harus dibenahi.

"Untuk mencapai [pertumbuhan ekonomi] 8 persen dan segala macam itu bisa. Tapi, KPK-nya diperkuat, korupsinya diturunkan, itu bisa. Nah, kalau kita lihat, the way Prabowo melakukan tindakan-tindakan, itu belum menunjukkan seperti itu,” kata Faisal saat acara Non-Bank Financial forum di Jakarta, Jumat (26/7/2024).

Dinamika politik juga menunjukkan arah yang masih sama dengan pemerintahan sebelumnya. Salah satu yang paling disoroti yakni minim atau bahkan tidak adanya oposisi di tubuh pemerintahan. Sebagian besar partai politik akan bergabung dengan kabinet Prabowo-Gibran, kecuali PDI Perjuangan.

“Secara politik tidak akan banyak perubahan. Kita lihat, checks and balances akan sama saja jeleknya. Hampir semua partai, kecuali PDI Perjuangan, akan bergabung dengan pemerintahan,” tutur dia.

Kemudian, kekhawatiran juga muncul ketika Prabowo memilih arah kebijakan keberlanjutan. Padahal menurut dia, banyak program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mesti dibenahi. Di samping itu, Faisal mengungkapkan hal berbeda jika Prabowo memilih memperbaiki kinerja dari pemerintahan Jokowi, bukan melanjutkan.

Menurut dia, hal itu bisa dimulai dengan menempatkan orang-orang kompeten dan berintegritas, mengevaluasi program-program yang kurang tepat arah. Dari proses itu, perubahan positif pada perekonomian kemungkinan akan terjadi.

Lebih lanjut, dia menyoroti jika ingin ada perubahan nyata, Prabowo perlu memperkuat tata kelola pemerintahan dan meningkatkan integritas sumber daya manusia. Jika tidak berani merombak hal tersebut, maka target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen mustahil terwujud.

Hal selaras juga pernah disampaikan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan. Dia mengungkapkan target pertumbuhan ekonomi presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka 7 hingga 8 persen bakal tidak mudah dicapai.

Hal itu dia sampaikan dalam acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (31/5/2024).

"Prabowo sudah mencanangkan kita ingin tumbuh ekonomi, kalau sekarang 5-5,3 persen, kalau Pak Prabowo sudah mencanangkan kita akan tumbuh antara 7-8 persen, tentu tidak mudah," ucap Zulkifli.

Sebab itu, dia menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama domestik maupun antarnegara untuk merealisasikan target pertumbuhan ekonomi presiden terpilih.

Zulkifli menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 tumbuh 5,11 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini disebut menjadi bekal bagus untuk melanjuti target ekonomi ke depan.

Sementara itu, dari sisi surplus neraca perdagangan 2023 mencapai 36,91 miliar dolar AS, dan terjadi tren surplus selama 48 bulan berturut-turut.

"Tren kita tahun ini jauh lebih bagus daripada 2023, 48 bulan terus-menerus surplus. Bulan ini kita kembali pada catatan surplus 3,56 miliar dolar AS," ungkapnya.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI RI atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Politik
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Fahreza Rizky