tirto.id - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak perusahaan beroperasi atau bekerja dari kantor (work from office/WFO) 100 persen sebelum para buruh menerima vaksinasi dan mencapai herd Immunity.
Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan saat ini jumlah anggotanya yang telah menerima vaksin mencapai 20-30 ribu orang. Namun herd immunity belum terjadi jika 50 persen masyarakat, dalam hal ini buruh belum menerima vaksinasi.
Menurutnya, masih banyak buruh yang belum mendapatkan vaksin, terutama di perusahaan padat karya seperti tekstil dan garmen.
Oleh karena itu, ia mendesak kepada pemerintah agar melakukan pemeriksaan kepada perusahaan yang mempekerjakan karyawannya sebanyak 100 persen untuk memastikan telah terjadi herd immunity.
“Harus diperiksa apakah perusahaan yang tetap berjalan 100 persen sudah terjadi herd immunity atau belum. Karena perusahaan padat karya yang berorientasi ekspor seperti tekstil, garmen, dan sepatu banyak buruhnya yang belum divaksin," kata Said, Senin (23/8/2021).
Selain itu, KSPI juga meminta agar buruh yang melakukan isolasi mandiri (isoman) bisa mendapatkan vitamin dan obat-obatan gratis yang disediakan melalui jaringan klinik dan rumah sakit BPJS Kesehatan.
"Sehingga mereka bisa cepat pulih ketika terpapar COVID,” katanya.
Kementerian Perindustiaan saat ini memberi izin kepada 268 perusahaan esensial untuk mempekerjakan seluruh karyawan. Jumlahnya terus bertambah karena 166 perusahaan diusulkan memperoleh izin serupa. Kemenperin mengklaim perusahaan tersebut taat protokol kesehatan selama masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Menurut Said tingkat penularan COVID-19 di perusahaan menurun. Dari yang sebelumnya di kisaran 10 persen, sekarang hanya 5 persen. Data ini diperoleh dari 400 kuisioner yang disebar KSPI kepada anggotanya.
“Memang sudah menurun, tetapi masih ada. Dari data kami, tingkat kematian juga menurun. Yang tadinya rata-rata dalam 2 minggu bisa 10-20 orang meninggal, sekarang 2-4 orang,” ucapnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali