tirto.id - Kantor Staf Kepresidenan (KSP) mengklaim pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Nusantara tidak hanya memindahkan masalah Indonesia seperti soal ketimpangan antara daerah Jawa-luar Jawa, tetapi juga turut menyelesaikan isu pemanasan global.
"Berdasarkan data penelitian, tanpa pengurangan emisi karbon, suhu bumi akan naik 1,5 sampai 3 derajat Celcius pada 2050. Ini tantangan nyata yang sedang dijawab Indonesia dengan pemindahan IKN," tegas Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Wandy Tuturoong sambil menunjukkan data dari situs climate.nasa.gov di gedung Bina Graha Jakarta, Senin (7/2/2022).
Wandy menegaskan, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon pada tahun 2030 hingga 23 persen. Pemerintah malah mengklaim bisa menurunkan emisi hingga 41 jika melibatkan dunia internasional.
"Kita butuh akselerasi dan upaya out of the box untuk menunjukkan komitmen itu. Apalagi 2030 hanya berjarak 8 tahun dari sekarang," ucap Wandy.
Wandy pun mengklaim pembangunan IKN akan menjadi hutan dalam kota karena 60 persen lebih wilayah IKN akan menjadi ruang hijau.
Sebagai catatan, pemerintah mengklaim ibu kota Nusantara akan menerapkan konsep smart, yakni menggunakan teknologi modern dan green, yakni sarana maupun prasarana ramah lingkungan dari pemukiman hingga kawasan pemerintahan.
Salah satu contoh adalah akses lokasi dari satu tempat ke tempat lain harus ditempuh dalam waktu tertentu dan melibatkan teknologi ramah lingkungan.
"Pemindahan IKN adalah showcase yang nyata terhadap komitmen itu," ujarnya.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri