tirto.id - Israel melancarkan serangan udara yang menyasar wilayah pemukiman di Ibukota Suriah, Damaskus, pada Minggu pagi, 19 Februari 2023. Peristiwa itu menewaskan sekitar lima orang dan 15 luka-luka, serta menghancurkan beberapa bangunan bersejarah.
Serangan udara Israel itu menambah penderitaan panjang Suriah yang masih dilanda krisis usai diguncang gempa dahsyat berkekuatan 7.8 M pada 6 Februari 2023, hingga meluluhlantakkan sejumlah bangunan dan menewaskan ribuan warga Suriah.
Seperti diberitakan AP News, serangan udara itu terjadi di tengah perang bayangan yang lebih luas antara Israel dan rival abadinya, Iran, yang merupakan sekutu dekat Presiden Suriah Bashar Assad.
Kantor berita pemerintah Suriah, SANA melaporkan, serangan tersebut menyebabkan beberapa bangunan tempat tinggal hancur, serta merusak area-area yang terhubung dengan benteng abad pertengahan yang terkenal di Damaskus.
Sebuah lembaga pemantau perang, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, menyebut serangan udara Israel yang menewaskan sejumlah orang itu menargetkan situs-situs yang terkait dengan milisi Iran dan kelompok militan Hizbullah Lebanon.
Akan tetapi, seorang juru bicara militer Israel dikabarkan menolak berkomentar serta tak memberikan pernyataan apapun.
Kronologi Serangan Udara Israel di Suriah
Masih mengutip AP News, Samer Abdo, insinyur di daerah Kafr Sousa yang dihantam rudal Israel menceritakan sekilas terkait kronologi serangan udara Israel di Suriah.
Samer mengatakan, dia tiba-tiba bangun dari tidur pada hari Minggu setelah bangunan apartemennya bergetar hebat.
“Awalnya kami mengira itu adalah gempa bumi seperti yang terjadi dua minggu lalu,” ungkap Samer Abdo.
Setelah guncangan hebat itu, menurut saksi lain bernama Mohamad Dulo, banyak orang-orang berlarian ke jalan. Mereka diselimuti rasa takut dan bingung karena tak seharusnya menjadi target Israel. Pasalnya, wilayah tersebut adalah pemukiman warga.
“Ini adalah daerah pemukiman. Tidak ada apa-apa (militer) di sini,” ungkap Dulo warga Suriah yang tinggal di Kafr Sousa.
Al Jazeera melaporkan, serangan udara Israel itu terdengar sekitar pukul 12.30 waktu setempat (atau 21.30 GMT pada hari Sabtu) yang menyebabkan sejumlah bangunan rusak parah serta lima orang tewas dan 15 lainnya luka-luka.
Serangan Udara Israel Merusak Situs Warisan Budaya di Damaskus
Direktur Jenderal Kepurbakalaan dan Museum, Mohamad Awad, mengatakan bahwa bangunan-bangunan yang rusak di sekitar benteng Damaskus merupakan lembaga-lembaga seni, situs warisan budaya, serta kantor untuk mengelola situs bersejarah di Damaskus.
“Akan membutuhkan biaya besar untuk membangun kembali atau merestorasi beberapa bangunan yang hancur dalam serangan tersebut. Peralatan dan mesin-mesin yang langka dan mahal juga ikut musnah,” ungkap Mohamad Awad dikutip Al Jazeera.
Seperti catatan, Ibukota Suriah, Damaskus, terkenal dengan benteng yang telah dibangun sejak abad pertengahan serta menjadi ikon wilayah tersebut. Namun akibat serangan Israel, beberapa peninggalan sejarah itu seolah tak bersisa dan hancur.
Selain itu, serangan Israel juga menghantam lokasi-lokasi di lingkungan Kafr Sousa, Damaskus, termasuk sebuah sekolah Iran di Suriah, dan daerah-daerah terpencil lainnya yang berdekatan.
Siapa Target Israel di Suriah?
Mengutip Al Jazeera, menurut dua sumber intelijen Barat, target serangan Israel adalah sebuah pusat logistik di sebuah gedung yang dijalankan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran.
Lebih dari itu, serangan-serangan Israel yang digencarkan dalam beberapa bulan terakhir itu justru menargetkan bandara dan pangkalan udara Suriah, yang ditujukan untuk memperlambat pertumbuhan Iran di Suriah.
Dalam beberapa terakhir terakhir ini, Iran memperluas kehadiran militernya di Suriah. Hal tersebut menjadi perhatian keras Israel yang merupakan musuh bebuyutannya, sehingga Suriah kerap jadi sasaran serangan.
Israel juga sempat mengaku bahwa serangan mereka menargetkan basis-basis kelompok militan yang bersekutu dengan Iran, seperti Hizbullah Lebanon. Hal tersebut diungkapkan juga oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang memberikan ancaman terhadap agresi Iran.
"Kami tidak akan membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir dan kami tidak akan membiarkannya menancapkan kekuatannya di sepanjang perbatasan utara kami," ungkap Netanyahu seperti dikutip AP News.
"Kami melakukan segalanya dan kami akan melakukan segalanya untuk melindungi warga negara kami dan kami merespons dengan intensitas tinggi terhadap serangan-serangan terhadap kami," lanjutnya.
Respons Terhadap Serangan Israel
Seorang pejabat Jihad Islam Palestina, sebuah kelompok yang didukung oleh Iran, memberikan peringatan keras kepada Israel setelah insiden serangan udara tersebut. Dia mengancam akan memberikan tanggapan tegas terhadap setiap upaya pembunuhan atas para pemimpin perlawanan.
Kementerian Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad juga mengutuk serangan tersebut serta meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengutuknya.
Faisal Mekdad juga mengatakan bahwa serangan yang dilakukan oleh Israel harus dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Terlebih, serangannya terjadi kurang dari dua minggu setelah gempa bumi yang menewaskan lebih dari 5.800 warga Suriah.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Alexander Haryanto