tirto.id - Pesawat Israel melancarkan serangkaian serangan udara ke kompleks pabrik roket bawah tanah milik Hamas, di wilayah pesisir Palestina pada Senin pagi, 13 Februari 2023. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan atas peristiwa tersebut.
AP News mewartakan, hantaman melalui jalur udara tersebut diduga sebagai serangan balasan atas penembakan roket yang dilakukan Hamas ke arah Israel Selatan pada Sabtu malam.
Seperti dilaporkan Aljazeera, tentara Israel mengatakan telah menyerang situs bawah tanah "berisi bahan mentah yang digunakan untuk pembuatan roket milik Hamas".
Serangan itu "sebagai tanggapan atas peluncuran roket hari Sabtu dari Gaza ke Israel," tambah tentara tersebut dalam sebuah pernyataan.
Sampai saat ini, belum ada klaim dari Palestina tentang peluncuran roket yang terjadi pada Sabtu malam.
Serangan Darat Israel di Kota Nablus
Reuters memberitakan, salah satu sumber dari Palestina mengatakan, pasukan darat Israel juga menembaki posisi perbatasan Hamas pada hari Senin, 13 Februari 2023.
Sirene terdengar di kota-kota Israel dekat perbatasan Gaza, memperingatkan kemungkinan peluncuran roket baru.
Di wilayah Tepi Barat Palestina, yang saat ini diduduki Israel, saksi mengatakan pasukan telah mengepung sebuah rumah di kota Nablus.
Masih dilaporkan Aljazeera, menurut The Palestinian Red Crescent, serangan yang dilakukan oleh tentara Israel di Nablus sebelum fajar tersebut telah menewaskan satu orang.
Namun, hingga saat ini belum ada komentar dari pihak Israel mengenai peristiwa serangan di Nablus.
The Den of Lions adalah sekelompok pria bersenjata Palestina yang sebagian besar berbasis di Nablus dan dekat Jenin.
Kelompok ini telah menjadi sasaran serangan Israel yang intensif selama setahun terakhir. Mereka mengatakan telah menyergap sebuah unit tentara Israel.
Kader Hamas menguasai Gaza pada 2007, dan sejak saat itu Hamas telah berperang beberapa kali dengan Israel di wilayah itu.
Perbatasan Gaza-Israel sebagian besar tampak sepi dalam beberapa bulan terakhir, tetapi telah terjadi tembakan roket dan serangan udara yang terputus-putus.
Ini dipengaruhi oleh meningkatnya kekerasan antara Israel dan Palestina di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem timur.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto
