Menuju konten utama

Kronologi Polisi Tembak Siswa di Semarang, Apa Penyebabnya?

Kronologi penembakan seorang siswa SMK Negeri di Semarang oleh oknum polisi, menurut Polda Jawa Tengah. Apa penyebabnya?

Kronologi Polisi Tembak Siswa di Semarang, Apa Penyebabnya?
Ilustrasi Pembunuhan. foto/istockphoto

tirto.id - Kasus polisi tembak siswa di Semarang menyita perhatian publik. Banyak kabar yang beredar terkait kronologi dan penyebab siswa tersebut ditembak. Lantas, bagaimana kronologi dan penyebab polisi tembak siswa di Semarang?

Menurut laporan Antara, seorang siswa SMK negeri di Kota Semarang berinisial GRO (17 tahun) tewas usai ditembak oknum polisi. Belum diketahui penyebab pasti siswa tersebut tewas, namun diduga akibat luka tembak senjata api yang mengenai tubuhnya.

Kombes Pol. Dwi Subagio, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah, mengonfirmasi adanya insiden yang menewaskan seorang siswa asal Kembangarum, Kota Semarang.

"Betul. Untuk (penanganan) kejadiannya di polrestabes," ucap Dwi, Senin (25/11/2024). Namun, ia masih enggan menjelaskan terkait detail penembakan tersebut.

Di sisi lain, Agus Riswanti, wakil kepala sekolah SMK korban juga membenarkan bahwa salah seorang siswanya meninggal dunia. Ia mengetahui kabar duka ini dari teman-teman korban.

"Kami dapat informasi dari teman-teman almarhum kemudian mengecek ke rumah tinggalnya," ucap Agus.

Kronologi Polisi Tembak Siswa Semarang Menurut Polisi

Polrestabes Semarang mengungkap kronologi kematian siswa SMK Semarang. Kejadian penembakan murid di Semarang itu dilakukan oleh seorang anggota polisi, pada Minggu (24/11/2024), dini hari.

Menurut penjelasan Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, insiden ini bermula dari serangkaian tawuran antar geng di Kota Semarang.

Irwan menjelaskan pada malam itu, polisi menangani tiga peristiwa tawuran di wilayah Gayamsari, Semarang Utara, dan Semarang Barat.

"Pada Minggu dini hari kemarin, kami menangani setidaknya ada tiga peristiwa tawuran antargeng di Kota Semarang, yakni di Kecamatan Gayamsari, Semarang Utara, dan di Semarang Barat," jelas Irwan, kepada wartawan, Senin.

Polisi saat itu mencoba melerai para geng yang berkelahi. Selanjutnya, terjadilah insiden penembakan tersebut yang diduga menyebabkan siswa GRO tewas.

Setelah kejadian tersebut, Irwan mengklaim bahwa ada sejumlah anak dibawa ke kantor polisi untuk diperiksa. Beberapa di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.

Kepolisian juga telah menetapkan dua orang ditetapkan sebagai tersangka di Gayamsari. Sementara itu, di Semarang Barat, tempat kejadian penembakan GRO, polisi menetapkan empat tersangka.

Irwan menjelaskan GRO merupakan anggota dari geng Tanggul Pojok. Saat itu, geng ini tengah terlibat bentrokan dengan geng Seoja Plus.

Ketika tawuran terjadi, seorang polisi yang kebetulan melintas di kawasan Perumahan Paramount dalam perjalanan pulang mencoba melerai bentrokan tersebut.

“Namun, kemudian ternyata anggota polisi berdasarkan informasi dilakukan penyerangan sehingga dilakukan tindakan tegas," ucap Irwan. Menurut keterangan Irwan, anggota polisi yang diduga terlibat dalam penembakan tersebut kini sedang diperiksa oleh Paminal.

Penyebab Polisi Tembak Siswa Menurut Polisi

Masih menurut keterangan Irwan, penembakan terhadap siswa berinisial GRO terjadi saat anggota polisi mencoba melerai tawuran antar geng.

Irwan berdalih penyebab anggotanya menembak GRO karena mendapat serangan dari salah satu kelompok yang terlibat saat melerai. Hal ini membuat oknum polisi tersebut melakukan tindakan tegas, yaitu menggunakan senjata api.

GRO sempat dibawa ke Rumah Sakit Kariadi Semarang setelah insiden penembakan terjadi. Namun, upaya medis tidak berhasil menyelamatkannya.

Di sisi lain, kepala sekolah tempat GRO belajar, Agus, menyatakan belum mengetahui penyebab kematian siswanya.

"Waktu kami datang melayat belum bertemu keluarganya, jadi belum bisa memastikan penyebab meninggalnya," jelas Agus, seperti dikutip dari Antara.

Agus menjelaskan bahwa pihak sekolah hanya mengetahui korban bersama dua siswa lain di sekolahnya. Namun, kedua siswa tersebut belum kembali masuk sekolah dan belum dapat dimintai keterangan.

Baca juga artikel terkait KRIMINAL atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yonada Nancy & Dipna Videlia Putsanra