tirto.id - Penembakan massal kembali terjadi di lingkungan sekolah Amerika Serikat (AS), tepatnya di negara bagian Georgia. Sebuah insiden penembakan massal dilaporkan berlangsung di SMA Apalachee, pada Rabu (4/9/2024) sekitar pukul 10.20 pagi waktu setempat atau 21.20 WIB.
Melansir dari Fox 5 Atlanta, Biro Investigasi Georgia (GBI) menyatakan bahwa insiden penembakan massal tersebut menyebabkan 4 orang tewas. Korban yang tewas terdiri dari 2 guru dan 2 siswa.
GBI telah mengidentifikasi bahwa para korban adalah guru matematika Richard Aspinwall dan Christina Irmie. Sementara itu, dua siswa yang tewas adalah Mason Schermerhorn dan Christian Angulo, yang masih berusia 14 tahun.
Selain korban jiwa, aksi pendembakan menyebabkan siswa luka-luka. Setidaknya sembilan orang, termasuk 8 siswa dan 1 guru, dibawa ke rumah sakit terdekat karena terluka.
Sheriff Jud Smith, dari Kantor Sheriff Barrow County yang menangani insiden itu, menyatakan bahwa pelaku penembakan sudah diamankan dan dimintai keterangan. Menurutnya belum ada informasi mengenai hubungan siswa tersebut dengan para korban.
Sejauh ini pihaknya masih menyelidiki setiap aspek yang berhubungan dengan kejadian itu. Sejalan dengan hal ini, GBI juga tengah menghimpun semua fakta, termasuk mengumpulkan buktu-bukti dan melakukan wawancara.
Insiden ini juga sudah direspons oleh Gedung Putih. Penasihat Keamanan Dalam Negeri, Liz Sherwood-Randall, telah memberikan pengarahan kepada Presiden Joe Biden dan wakilnya, Kamala Harris terkait penembakan tersebut.
Mereka menyebutkan bahwa pemerintahannya saat ini sedang berkoordinasi dengan pejabat federal, negara bagian, dan lokal.
Kronologi Penembakan Massal SMA Georgia
Kronologi penembakan massal di SMA Apalachee, Winder, Barrow County, Georgia, berlangsung pada pagi hari. Saat itu, kegiatan pembelajaran sedang berlangsung di sekolah tersebut.
Menurut laporan CNN US, seorang siswa Apalachee bernama Lyela Sayarath, mengatakan bahwa pelaku penembakan meninggalkan ruang kelas pada awal kelas Aljabar 1. Ketika tersangka kembali menjelang akhir kelas, dia mengetuk pintu untuk masuk kembali.
Seorang siswa lain hendak membuka pintu, tetapi Lyela mengatakan mereka melihat senjata itu dan memutuskan untuk tidak membukanya. Dia menambahkan bahwa tersangka kemudian masuk ke kelas sebelah dan mulai menembak.
Sementara itu, menurut laporan AP News, Lyela mengaku melihat tulisan "hard lockdown" di layar kelas kesehatan. Ia juga mengatakan bahwa lampu-lampu sekolah mulai berkedip.
Masih dengan rasa takut, dia dan teman-teman sekelasnya segera membuat barikade dengan meja dan kursi di depan pintu.
Kaylee Abner, seorang siswa tahun kedua yang sedang berada di kelas geometri juga mendengar suara tembakan. Dia dan teman-teman sekelasnya langsung merunduk di belakang meja guru. Sang guru dengan sigap membalik meja untuk menghalangi pintu kelas.
Abner juga menyebutkan bahwa seorang teman sekelas di sampingnya sedang berdoa. Mereka saling berpegangan tangan sembari menunggu polisi.
Setelah para siswa berlarian menuju stadion sepak bola, Abner melihat para guru melepas baju mereka untuk menekan luka para korban yang tertembak.
Direktur Biro Investigasi Georgia Chris Hosey mengatakan bahwa kepolisian menerima laporan pertama tentang penembakan di SMA Georgia pada Rabu pagi, sekitar pukul 10.20 waktu setempat.
Lebih lanjut, Hosey menerangkan petugas kepolisian tiba tak lama setelah panggilan pertama. Mereka datang bersama dengan dua petugas sumber daya sekolah yang bertugas di SMA Apalachee.
Menurut keterangannya, dua petugas sumber daya sekolah bertemu dengan penembak hanya beberapa menit setelah laporan tembakan diterima. Tersangka, yang merupakan siswa di sekolah tersebut, segera menyerah dan langsung ditangkap.
Pelaku Penembakan Massal SMA Georgia
Pelaku penembakan massal SMA Georgia adalah seorang siswa berusia 14 tahun bernama Colt Gray. Biro Investigasi Georgia mendakwa pelaku sebagai orang dewasa dengan pembunuhan.
Dilansir dari The New York Times, para penyelidik federal menyebut bahwa tersangka penembakan di sekolah menengah Georgia pernah diperiksa sebelumnya. Satu tahun yang lalu, pelaku pernah diperiksa karena terlibat ancaman penembakan sekolah secara online.
Pada Mei 2023, Pusat Operasi Ancaman Nasional FBI menerima beberapa tip anonim mengenai ancaman yang diposting di situs game online. Ancaman tersebut termasuk foto senjata dan memperingatkan tentang penembakan di "lokasi dan waktu yang tidak teridentifikasi."
Pihak berwenang, termasuk penyidik dari kantor sheriff di Jackson County, Georgia, kemudian menghubungi Colt Gray yang saat itu berusia 13 tahun, serta ayahnya.
Ayah Gray mengatakan bahwa meskipun ada senjata berburu di rumah, putranya tidak memiliki akses tanpa pengawasan. Colt Gray sendiri membantah terlibat dalam ancaman tersebut.
FBI mengungkapkan bahwa pihak berwenang di Jackson County telah memperingatkan sekolah-sekolah setempat untuk memantau
Gray. Namun, FBI juga mencatat bahwa tidak ada cukup bukti untuk menangkap Gray atau mengambil tindakan hukum lebih lanjut.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yonada Nancy & Yantina Debora