Menuju konten utama

Profil Brigjen TNI Elphis Rudy & Hubungannya dengan AKP Ryanto

Profil Brigjen TNI Elphis Rudy dan hubungannya dengan AKP Ryanto yang tewas ditembak AKP Dadang Iskandar.

Profil Brigjen TNI Elphis Rudy & Hubungannya dengan AKP Ryanto
Danrem 042/ Garuda Putih Kolonel Arh Elphis Rudy. ANTARAPenrem Gapu

tirto.id - Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI bernama Elphis Rudy menjadi sorotan publik usai menghadiri pemakaman Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto, pada Minggu (24/11/2024). Melalui kesempatan itu, Elphis mengaku punya hubungan keluarga dengan AKP Riyanto.

AKP Riyanto mengalami nasib nahas, di parkiran Polres Solok Selatan, pada Jumat (22/11/2024) pukul 00.15 WIB. Pria itu ditembak sebanyak sembilan kali oleh Kepala Bagian (Kabag) Ops AKP Dadang Iskandar, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Sebagai perwakilan keluarga, Elphis menuturkan kekecewaan dan kesedihan dirinya atas tragedi itu. Kedua perasaan negatif itu disampaikan lantaran AKP Ryanto mendapatkan perlakuan kriminal di tempat yang seharusnya aman.

Bukan hanya itu, Elphis juga menyebutkan terkait produk-produk gagal yang diklaim bertanggung jawab atas penembakan AKP Ryanto. Jika merujuk pada pelaku, berarti produk gagal yang dimaksud adalah AKP Dadang Iskandar.

“Jadi, kami mohon kita jangan kalah dengan pengkhianat. Pengkhianat Polri, pengkhianat bangsa, pengkhianat rakyat,” ujarnya pasca pemakaman.

Lantas, bagaimana profil Brigjen TNI Elphis Rudy selaku keluarga AKP Ryanto yang sebut Dadang Iskandar produk gagal?

Profil Brigjen TNI Elphis Rudy

Elphis Rudy merupakan petinggi TNI berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pria kelahiran, 10 Maret 1968, ini merupakan paman AKP Ulil Ryanto Anshar.

Sebelum menjabat sebagai Brigjen TNI, Elphis menduduki posisi sebagai Komandan Korem 042/Garuda Putih 2019, berpangkat Kolonel Arh. Melansir Antara, ia menggantikan Kolonel INF Dany Budiyanto dan serah jabatannya dilakukan di GOR Jasdam II/Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan.

Elphis masuk dunia militer setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer (1993), Sussarcab Arh, Selapa Arh, Seskoad, Sesko Singapura, Sesko TNI, dan Susdanrem.

Ia juga mengikuti berbagai program pengembangan spesialisasi, yaitu Suspa Intelpur, Sus Hanud Nas, KIBI Kemhan, Suspa Ops Rapier, Ahli Pengadaan Nasional, Command and staff Operation Law Course, dan Legalaspect in Combating Corruption.

Elphis tak hanya menempuh pendidikan di dalam negeri. Ia sempat bersekolah di luar negeri untuk mengembangkan kemampuannya di Defence International Security Assistance Management Amerika Serikat dan Lifecycle of Strategic Procurement Management di Australia.

Berbicara tentang karir, Brigjen TNI Elphis Rudy, dilantik sebagai perwira TNI mulai tahun 1993, setelah lulus dari Akmil. Selanjutnya ia menjabat sebagai Pama Pussenart, Pama, Danton 2, Pasiops, dan Katimhar Denarhanudrudal 003/Dam Jaya.

Ia juga pernah menduduki posisi Pasi Intel Yon Arhanudse 10/1/Dam jaya serta Pasimin Kodim 0503 Rem 052. Perkembangan karirnya pun terpantau lewat tugas sebagai Danramil 02/Sawah Besar Dim 0503, di mana setelah itu menjadi Gumil Gol. VI Deptikstaf Pusdikahanud.

Dinukil dari laman Kodim 0419/Tanjab, Elphis Rudy juga pernah menjabat sebagai Kasi 2/Ops Menarhanud 1/F, Wadanyon Arhanudse-6/1/F, Ps. Kainfolahta Pussenarhanud dan Kabaglitbang Insani Sdirbilitbang, Kabagdokturjuk Sdirbinsen, dan Kabagproggar Setpussenarhanud.

Kemudian, Elphis pernah mengisi posisi Danyon Arhanudse-15 Dam IV/Dip, Dandim 0709/Kebumen Dam IV/Dip, Padya 2 Dalugri Spaban V Slogan, Kapendam IV/Dip, Pamen Denma Mabesad, Konga XXXIV Philipina, serta Dirbinsen Pussenarhanud.

Brigjen TNI Elphis Rudy telah menikah dan berkeluarga. Istri Elphis Rudy bernama Verananda Ninik Koeshartini. Pernikahan keduanya dikaruniai dua orang anak, yaitu Franciskus Audri Prakoso dan Franciska Amalia.

Kasus Penembakan AKP Ryanto

Kasus penembakan AKP Ryanto terjadi pada Jumat (22/11/2024), dini hari, sekitar pukul 00.15 WIB. AKP Ryanto tewas ditembak di parkiran Polres Solok Selatan, oleh seniornya sendiri, AKP Dadang Iskandar.

Menurut Kapolda Sumatra Barat, Irjen Suharyono, Dadang menggunakan 9 peluru saat menembak Ryanto.

“Masih tersimpan di magasin itu sisa dari 15 dikurangi 9,” ujar Suharyono lewat Konferensi Pers di Polda Sumbar, Jumat (22/11/2024).

Penembakan yang terjadi ini dikonfirmasi terjadi pasca AKP Riyanto Ulil menangkap pelaku perkara tambang ilegal. Lokasi penambangan yang kerap disebut “Galian C” ini diklaim Suharyono kerap memunculkan pro dan kontra.

Pria ini menuturkan pula terkait tindakan pemberantasan pelaku penambangan ilegal, pemancing ilegal, dan berbagai pengambilan ilegal lain di Solok Selatan. Kegiatan ini diterapkan untuk merealisasikan program Asta Cita Pemerintahan.

Berkaitan dengan kasus penembakan setelah penangkapan pelaku tambang ilegal, Suharyono menyebut AKP Dadang Iskandar melakukan tindakan tercela. Ia menganggap tersangka telah melakukan tindakan yang melawan penegakkan hukum.

Baca juga artikel terkait PROFIL atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yonada Nancy & Iswara N Raditya