tirto.id - Ledakan bom di sebuah kendaraan patroli milik kepolisisan di luar Kuil Sufi Data Darbar, Lahore, Pakistan menewaskan 8 orang, 5 diantaranya petugas kepolisian. 25 korban luka-luka dan tengah dirawat di rumah sakit Lahore’s Mayo.
Perdana Menteri juga menginstruksikan agar seluruh korban ditangani dengan perawatan kesehatan terbaik dan investigasi dilakukan dengan cermat.
Melansir CNN, ia menyampaikan bela sungkawa dan kehilangan kepada keluarga korban dan mengecam pengeboman itu.
“Investigasi sedang berlangsung atas serangan ini. Korban terluka akan menerima perawatan terbaik yang tersedia,” katanya.
Target dari serangan ini diduga adalah kepolisian, karena menyasar mobil patroli langsung. Selain itu, dilihat dari arah datangnya seranga, pelaku bisa menargetkan pasar yang terletak tak jauh dari TKP karena akan menghasilkan lebih banyak korban. Namun, mereka justru menyasar mobil patroli kepolisian.
Dawn merangkum kronologi kejadian pengeboman tersebut. Pada Rabu (8/5/2019) pukul 08:45 waktu setempat, sebuah ledakan terjadi di mobil polisi yang terparkir di dekat Gerbang 2 Kuil Data Darbar. Gerbang tersebut adalah pintu masuk kuil bagi pengunjung perempuan.
Ledakan tersebut menghancurkan jendela-jendela bangunan di sekitar mobil patroli. Petugas kepolisian menduga bahwa serangan adalah bom bunuh diri dari pelaku.
Juru bicara kepala Kementerian, Shahbaz Gill melaporkan bahwa pelaku adalah anak laki-laki berusia 15 tahun.
Bocah tersebut muncul dari toko buah, menyeberang ke arah mobil polisi, dan meledakkan bom bunuh diri yang dibawanya.
Bukti sementara menunjukkan bahwa bom berisi 7kg bahan peledak. Area TKP sedang dinetralkan dari pengunjung.
Nampak seprihan dan puing-puing bangunan kuil, dan kaca-kaca baik mobil maupun bangunan berserakan.
Kuil Data Darbar juga ikut dinetralkan dari pengunjung. Polisi bersiaga di jalan utama menuju TKP dan Data Darbar. Rumah sakit juga tengah siaga kalau-kalau ada korban lain berjatuhan.
Reuters melaporkan bahwa serangan tersebut didalangi oleh kelompok sempalan Taliban Pakistan, Hizbul Ahrar.
Kelompok tersebut dikenal telah menyerang pemerintah selama bertahun-tahun. Serangan tersebut menyasar polisi dan menghindari rakyat sipil.
“Serangan ini dilakukan saat tak ada warga sipil di sekitar area polisi tersebut berada,” kata Abdul Aziz Yousafzai, seorang juru bicara kelompok militan tersebut.
Meskipun begitu, pemerintah setempat tetap memperingatkan masyarakat untuk waspada, karena serangan ini mengambil momen saat ibadah Ramadhan berlangsung.
“Masyarakat harus tetap waspada terhadap sekitarnya ketika mereka akan pergi berdoa,” kata Mian Aslam, seorang pejabat provinsi Punjab.
Editor: Yandri Daniel Damaledo