Menuju konten utama

KRKP UI: 1 dari 5 Mahasiswa di 3 Kampus Tolak Program Bela Negara

Dalam survei, KRKP mendapati 91,7 persen responden menganggap program bela negara relevan, tetapi hanya 80,6 persen yang bersedia ikut bela negara.

KRKP UI: 1 dari 5 Mahasiswa di 3 Kampus Tolak Program Bela Negara
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (kanan) memberikan pidato kebangsaan dalam Apel Bela Negara Patriot Garuda Nusantara di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (17/11/2018). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

tirto.id - Komite Riset Kedaulatan Pertahanan Universitas Indonesia (KRKP UI) merilis laporan awal tentang bela negara di mata generasi muda gen Y dan Z Indonesia.

Berdasarkan hasil riset awal terhadap 361 responden dari tiga kampus di sekitar Depok, yakni Universitas Indonesia, Universitas Pancasila, dan Universitas Gunadarma, satu dari lima mahasiswa tidak mau ikut program bela negara.

"Ini khusus mahasiswa tiga perguruan ini, satu dari lima mahasiswa itu menyatakan saya tidak bersedia ikut program bela negara meskipun mereka bilang ya ini relevan untuk mereka," kata peneliti KRKP UI Dicky Pelupessy di UI Depok, Jawa Barat, Senin (2/12/2019).

Dalam survei, KRKP mendapati 91,7 persen responden menganggap program bela negara relevan, tetapi hanya 80,6 persen yang bersedia ikut bela negara.

Penelitian belum menanyakan lebih lanjut alasan 19,4 persen responden yang rata-rata berumur 20 tahun. Penelitian juga belum mengetahui alasan 8,3 persen responden menganggap bela negara tidak relevan karena masih penelitian pendahuluan.

Kemudian, dari 361 responden, sekitar 59,8 persen merupakan perempuan. Dalam penelitian, mereka mendapati perempuan lebih suka bela negara daripada laki-laki. Namun, penelitian belum mencapai alasan perempuan untuk ikut bela negara daripada laki-laki.

"Perempuan punya kecenderungan lebih besar dibanding dengan laki laki, tapi saya tidak bilang laki-laki tidak mau [ikut bela negara], tapi perempuan lebih mau ikut program bela negara," kata Dicky.

Selain itu, penelitian KRKP mendapati kalau seseorang akan ikut bela negara jika punya identitas sosial yang kompleks. Ia menerangkan, orang-orang yang punya tingkat identitas sosial kompleks seperti seseorang beragama Islam diikuti dengan rasa identitas etnis Jawa.

"Semakin kompleks identitas seseorang, semakin besar dia mengikut bela negara," kata Dicky.

Penelitian juga mengidentifikasi kalau orang yang semakin kuat beragama maka akan semakin bersedia ikut program bela negara. Namun, penelitian awal belum mengetahui secara rinci pertimbangan karena penelitian masih awal.

Ia hanya mengatakan, penelitian dilakukan sebagai rangka KRKP untuk mengetahui pertumbuhan para generasi milenial di lingkungan Indonesia yang demokratis. Kemudian, penelitian dilakukan untuk mengetahui cara pandang milenial dalam memahami bela negara.

"Intinya kita di survei ini ingin memberikan jawaban bahwa supaya orang mau untuk terlibat bela negara apa hal yang perlu diperhatikan. apa konsen yang diperhatikan," kata Dicky.

Penelitian dilakukan sejak 23 September 2019-18 Oktober 2019. Sampel studi diambil dari mahasiswa 3 perguruan tinggi di Depok, yakni Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma, dan Universitas Pancasila. Sekitar 29,9 persen responden berlatar belakang mahasiswa sains dan teknologi sementara 70,1 persen merupakan mahasiswa berlatar belakang sosial-humaniora.

Survei dilakukan lewat kuesioner dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 5,15 persen. Dari 361 responden, 19,9 persen merupakan responden luar Jabodetabek dan 80,1 adalah responden dari Jabodetabek.

Baca juga artikel terkait BELA NEGARA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Irwan Syambudi