tirto.id - Krisis listrik yang terjadi di Nias, Sumatera Utara berangsur teratasi setelah PLN dan pemerintah setempat turun tangan.
Sebelumnya, krisis listrik di Nias terjadi sejak penyedia jasa sewa pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) asal AS, American Power Rent (APR), mematikan 2 PLTD miliknya yang memasok listrik hingga 22 MWm menghentikan operasinya. Akibatnya kepulauan Nias mengalami defisit listrik hingga 74% dari beban puncak sebesar 24 MW.
APR beralasan transmisi yang dimiliki PLN tidak mampu mengalirkan arus yang dihasilkan dalam jumlah 22 MW tersebut, melainkan hanya sekitar 10 MW.
"Itu dianggap merugikan APR. Mereka kan jualan, kalau tidak bisa mengeluarkan arusnya, mereka rugi. Karena itu, tidak mengherankan kalau APR keluar dari Nias," ucap Bupati Nias Sokhiatulo Laoli di Nias, Kamis (14/4/2016).
Menanggapi hal itu, Direktur Bisnis Regional Sumatera PT. PLN Amir Rosidin mengatakan, PLN telah merencanakan untuk membangun transmisi dari lokasi PLTD Idanoi, salah satunya saluran yang menuju Teluk Dalam. Dengan pembangunan transmisi tersebut, seluruh daya listrik yang dihasilkan dapat disalurkan ke lokasi yang dituju.
Pihaknya juga telah mengupayakan solusi defisit listrik di kepulauan itu dengan mengoperasikan genset dari Langsa dengan kekuatan 13 MW. Sedangkan sisanya dipasok dari genset milik APR yang kembali mengoperasikan mesin pembangkit untuk memasok energi listrik di lima daerah yang ada di Kepulauan Nias.
Berkaitan dengan masalah tersebut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said juga telah datang ke Nias pada Kamis ini untuk menyaksikan operasional genset yang berlokasi di PLTD Idanoi, Kecamatan Gunungsitoli, Kabupaten Nias.
Di tempat itu, Menteri ESDM Sudirman Said meninjau kesiapan dan langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mengoperasionalkan genset guna mengatasi krisis listrik di Kepulauan Nias. Usai peninjauan tersebut, Sudirman akan melakukan dialog dengan berbagai pemangku kepentingan di daerah kepulauan tersebut.
(ANT)