Menuju konten utama

KPU Soal Sirekap: Kompleks, Digunakan dalam 5 Pemilu Sekaligus

Menurut Komisioner KPU, Betty Epsilon Idroos, Sirekap dikembangkan dan dibangun sebagai sistem informasi yang dapat terkontrol, termonitor, dan terjaga.

KPU Soal Sirekap: Kompleks, Digunakan dalam 5 Pemilu Sekaligus
Ketua KPU Hasyim Asy'ari (kedua kanan) bersama jajaran Komisioner KPU August Melasz (kiri), Betty Epsilon Idroos (kedua kiri), dan Mochammad Afifuddin (kanan) menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait pemanfaatan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) di Kantor KPU, Jakarta, Senin (19/2/2024). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

tirto.id - Sistem Informasi Rekapitulasi Suara (Sirekap) ramai disorot publik usai pemungutan suara Pemilu 2024. Pasalnya, data yang tercantum dalam aplikasi itu disebut tidak sesuai dengan hasil formulir C di setiap TPS.

Tentang itu, Komisioner KPU, Betty Epsilon Idroos, menjelaskan bahwa Sirekap dikembangkan dan dibangun sebagai sistem informasi yang dapat terkontrol, termonitor, dan terjaga.

Menurutnya, dalam penggunaan Sirekap sebagai alat bantu rekapitulasi, sudah sangat mendukung dari sisi akuntabilitas dan transparansi.

Dia mengklaim Sirekap memiliki skala yang besar dan kompleksitas yang tinggi dalam hal komputasi.

"Sirekap ini baru kali pertama kita gunakan dalam Pemilu 2024 dengan kompleksitas lima jenis pemilu sekaligus," pamer Betty di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024).

Dia mengatakan untuk menunjang kebutuhan Sirekap membutuhkan cloud server yang dapat diandalkan, memiliki skalabilitas yang tinggi, serta sistem keamanan yang mumpuni.

Menurutnya, implementasi cloud server tak mengesampingkan regulasi yang berlaku dan memperhatikan perlindungan data pribadi.

"Lokasi penyimpanan data seluruhnya berada di Indonesia. Tidak ada data yang disimpan di entitas negara lain," ucap Betty.

Menurut Betty, per Senin (19/2/2024), Sirekap sudah diakses sebanyak 648.307.624 kali. Lalu, kata dia, dengan traffic yang begitu tinggi, bisa diakses tanpa kendala.

"Kalau pun ada kendala kami dapat menanganinya, bekerja sama dengan siber kemananan KPU CBN yang berfungsi sebagai loket-loket akses yang tersebar secara global dapat berjalan secara efektif," tutur Betty.

Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari, sempat mengakui ada kesalahan dalam proses konversi pembacaan formulir C Hasil Plano di TPS yang diunggah ke aplikasi Sirekap. Hasyim memastikan bahwa kesalahan itu tidak hanya pada unggahan proses pilpres namun juga pada pileg.

"Soal Sirekap, bahwa terdapat kesalahan atau ketidaktepatan konversi dari pembacaan formulir yang diunggah. Itu sifatnya random, tidak hanya pilpres tapi juga ada pileg," kata Hasyim di Kantor KPU RI, Kamis (15/2/2024).

Ia mengklaim kesalahan unggahan tersebut sudah teridentifikasi oleh sistem. Oleh karenanya, Hasyim telah melakukan konversi kepada unggahan formulir yang salah tersebut.

"Itu sudah teridentifikasi by sistem dan sudah diminta melakukan koreksi terhadap konversi yang salah tersebut, supaya pemindaiannya jelas dan terbaca sebagaimana tertulis di dalam formulir," kata dia.

Dirinya sebagai pimpinan KPU meminta maaf atas kesalahan tersebut. Menurutnya hal itu terjadi karena proses kerja manusiawi. Dia menyatakan bahwa pihaknya melakukan kesalahan, namun menjamin tidak pernah berbohong atau menipu dalam menghitung hasil pemilu.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - News
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Irfan Teguh Pribadi