Menuju konten utama

Petugas PPSU Disebut Miskin, Lurah Ancol: Hanya Bercanda

Alih-alih meredakan kemarahan para petugas PPSU, Lurah Ancol justru menyebut mereka manusia kaleng-kaleng, gampang baper, dan tidak kuat mentalnya.

Petugas PPSU Disebut Miskin, Lurah Ancol: Hanya Bercanda
Petugas membersihkan jalan raya di sekitar Bawaslu pasca aksi Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat, Jakarta, Kamis (23/5/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Lurah Ancol, Saud Maruli Manik, disebut kerap menghina petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dengan sebutan miskin. Akibatnya, puluhan petugas PPSU mogok kerja pada Senin (19/2/2024).

Menanggapi hal ini, Saud menyebutkan bahwa pernyataannya dipelintir oleh para petugas PPSU. Menurutnya, pernyataan soal miskin itu dinyatakan saat apel bersama para petugas PPSU. Ketika apel, ia menyarankan para petugas PPSU agar tidak sering merokok karena bisa jatuh miskin.

"Itu sebenarnya kata-kata pelintiran dari PPSU, dipelintir. Di dalam pembinaan, saya mengatakan, bagi PPSU yang merokok, agar jangan merokok lagi, lebih baik uangnya ditabung daripda dibakar-bakar, nanti miskin," kata Saud kepada awak media, Senin (19/2/2024).

Ia mengungkapkan, petugas PPSU juga menganggap pernyataan Sekretaris Kelurahan (Sekkel) Ancol, Kenny Hutagaol, kerap menghina para petugas PPSU. Namun, Saud lagi-lagi menyebutkan bahwa Kenny Hutagaol hanya bercanda.

Ia mengeklaim, Kenny menyampaikan guyonan dengan kata-kata miskin ketika ada pangan murah. Para petugas PPSU diwajibkan membayar Rp100 ribu untuk pangan murah tersebut.

Saat dimintai uang untuk membayar, kepada Kenny, para petugas PPSU mengaku tidak mempunyai uang. Kenny lantas menyebut mereka miskin.

"Pada saat dikumpulkan, ternyata mereka (para petugas PPSU) ini enggak punya uang. Datang Pak Sekkel (Kenny), [bilang] mana bayar ini. [Mereka menjawab] enggak ada uang, Pak. [Kenny membalas], miskin amat, ya sudah pinjam ya," ungkap Saud.

"Begitu, jadi bukan menghina, hanya bercanda, guyonan," lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Saud justru menyatakan bahwa para petugas PPSU gampang terbawa perasaan. Mereka dinilai tidak memiliki mental yang kuat. Dengan demikian, katanya, para petugas PPSU mencari-cari kesalahan.

"Mereka ini manusia kaleng-kaleng, gampang baper, enggak kuat mentalnya. Jadi, mencari-cari kesalahan. Apapun yang kita katakan benar, akan dipelintir untuk salah," sebut Saud.

Di satu sisi, Saud siap untuk mencari solusi atas sikap petugas PPSU yang mogok kerja. Sebagai lurah, ia mengaku tak mungkin memusuhi mereka.

Saud pun mengaku siap diperiksa oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta jika dianggap kerap menghina petugas PPSU.

Akan tetapi, ia berharap kasus ini tak sampai membuatnya harus dipanggil oleh BKD DKI Jakarta.

"Yang namanya melaksanakan tugas kan ada namanya prosedur, prosedur harus dijalani semua. Tetapi, saya tetap berharap tidak sampai ke situ," kata Saud.

Aksi mogok kerja yang dilakukan para petugas PPSU berlangsung di Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (19/2/2024).

Salah satu petugas PPSU yang menjadi korban hinaan itu adalah Fajar.

"Kami minta ketegasan dan keadilan, setiap apel Pak Lurah selalu memarahi, apalagi yang tidak enak hati dengan kata-kata 'miskin'. Contohnya 'PPSU miskin dilarang merokok', dia ngomong seperti itu," kata Fajar, di Jakarta, Senin (19/2/2024).

Ia meminta Saud dan Kenny meminta maaf kepada para petugas PPSU Ancol karena hinaan tersebut. Fajar juga meminta Saud tidak memberi beban kerja yang terlalu berat.

"Namanya kerja ya capek ya, cuma janganlah dipecut anak-anak, janganlah sering kali dipecut," kata dia.

Baca juga artikel terkait NEWS atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - News
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Irfan Teguh Pribadi