tirto.id -
Menurut Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi alasan coklit tidak maksimal karena ada banyak kendala tekni di lapangan.
"Kegiatan coklit tentu tidak mungkin ya kecil kemungkinan bisa 100 persen dilaksanakan," ujar Pramono di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2019).
Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja sebelumnya mengeluhkan masalah coklit tersebut. Menurut Bagja hasil kajian yang pernah dilakukan Bawaslu menemukan dari 10 rumah yang didatangi langsung petugas coklit KPU, terdapat 1 hingga 2 rumah yang tak didatangi.
Namun, menurut Pramono adanya rumah yang tak didata oleh petugas coklit karena terkadang pemiliknya tidak ada atau sedang bekerja. Selain itu biasanya pada perumahan elite, petugas coklit tak diperkenankan untuk masuk ke rumah.
"Itu kendala-kendala teknis di lapangan yang seringkali menghambat teman-teman petugas kita untuk melakukan coklit," ujar Pramono.
Pramono menjelaskan bila memang ada pihak yang menemukan ketidakwajaran terkait Daftar Pemilih Tetap (DPT), KPU siap untuk menerima aduan dan akan langsung mengeceknya.
"KPU akan melakukan verifikasi, baik di sistem Sidalih [Sistem Informasi Data Pemilih] kita, dan verifikasi di lapangan, kami tindaklanjuti sesuai ketentuan berlaku," ucap Pramono.
"Kalau memang [ada pemilih] ganda kita coret, kalau meninggal, jadi bukan hanya karena informasi tapi benar-benar terverifikasi di lapangan akan kita coret," jelasnya.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Agung DH