Menuju konten utama

KPK Namai Dua Ruangan dengan Nama Mahasiswa yang Tewas di Kendari

Himawan Randi dan Yusuf Qardhawi, dua mahasiswa yang tewas saat demo reformasi dikorupsi di Kendari.

KPK Namai Dua Ruangan dengan Nama Mahasiswa yang Tewas di Kendari
Dua Keluarga Mahasiswa Tewas di Kendari Datangi KPK di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2019). tirto.id/Alfian Putra Abdi

tirto.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal menamai dua ruangan di Gedung Pusat Antikorupsi (ACLC) dengan nama dua mahasiswa asal kendari yang tewas saat demo reformasi dikorupsi, Himawan Randi dan Yusuf Qardhawi.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan penamaan ruangan itu sebagai bentuk penghormatan terhadap dua korban tewas serta korban-korban pelanggaran HAM lainnya.

"Salah satu inspirasi yang mungkin bagian kecil yang bisa kami berikan, tapi itu akan menjadi kenangan bagi pemberantasan korupsi di Indonesia," ujar Saut di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2019).

"Kami akan membawa dua nama ini menjadi sebuah nama di ACLC, ada 4 nama sebenarnya tapi di antaranya dua nama ini akan diabadikan jadi sebuah nama bahwa mereka berjuang bersihkan indonesia dari orang jahat."

Pada kesempatan tersebut Saut juga berharap agar momentum ini bisa menginspirasi kelompok muda bahwa tidak ada perjuangan yang tidak sia-sia. Saut juga berharap apabila tim gabungan pencari fakta dalam kasus ini terbentuk, maka pelaku penembakan bisa segera ditindak.

"Kalau nanti ada TGPF tetapi harus jelas harus ketemu pelakunya. Nanti kami dari pimpinan akan ikuti perkembangan kasus ini agar segera seperti yang dituntut bapak ibu alm Yusuf dan Randi, keadilan kejujuran harus ditegakkan," imbuhnya.

Keluarga dari dua mahasiswa Universitas Halu Oleo, Randi dan Yusuf, yang tewas ditembak dalam aksi reformasi dikorupsi di Kendari, Sulawesi Tenggara, mendatangi kantor KPK siang tadi.

Baca juga artikel terkait DEMO MAHASISWA KENDARI atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Hukum
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Gilang Ramadhan