tirto.id - Mata kiri penyidik KPK Novel Baswedan masih kabur, namun mata kanannya sudah dapat mengenali wajah dan membaca tulisan setelah dirawat di Singapore National Eye Centre (SNEC).
"Sampai hari ini terdapat perkembangan yang cukup baik, baik tes mata angka dan huruf, mata kanan mengalami perkembangan signifikan dan telah dapat membaca tulisan seukuran judul surat kabar dan mengenali wajah namun mata kiri masih kabur," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Jakarta, Kamis (20/4/2017).
Dari hasil foto mata yang dilakukan pada Rabu (19/4/2017), dokter menerangkan bahwa kerusakan yang ditimbulkan akibat zat asam ini cukup parah, khsusnya pada bagian mata kiri.
"Tekanan mata kiri dan kanan baik yaitu 16, pertumbuhan selaput mata bagian putih baik tapi selaput mata bagian hitam atau kornea belum tumbuh sama sekali," jelas Febri.
Atas kondisi tersebut, terdapat beberapa alternatif pilihan yang bisa dilakukan. Menurut Febri, yang terburuk adalah cangkok kornea mata.
"Terdapat tiga alternatif pengobatan yang akan dilakukan yaitu pertama menungu selaput mata tumbuh alami; kedua bila pertumbuhan selaput mata lambat atau terhenti maka akan dipancing pertumbuhannya dengan menggunakan membran yang terdapat pada plasenta bayi; atau pilihan terburuk adalah jika selaput mata tidak tumbuh terutama di bagian kornea. Bila hal itu terjadi maka dokter akan mempertimbangkan risiko kegagalan jika pencangkokan dilakukan," kata Febri.
Tidak hanya pemeriksaan mata yang dilakukan di Singapura, menurut Febri, dokter juga memeriksa mendalam rongga hidung dan telinga Novel.
"Hari ini Novel juga diperiksa mendalam oleh dokter ahli Telinga Hidung Tenggorokan (THT) dan hasil pemeriksaannya terdapat luka bakar akibat asam di rongga hidung Novel," tambah Febri.
Rongga hidung sebelah kanan, lanjut Febri, mengalami luka bakar di bagian luar rongga, sementara untuk rongga hidung sebelah kiri mengalami luka bakar sampai ke bagian atas rongga hidung yang terletak dekat mata.
"Tidak ada luka bakar pada saluran dalam pernafasan dan dokter juga sudah melakukan pembersihan rongga hidung dan dikeluarkan cukup banyak darah baik darah beku maupun darah dalam bentuk lendir yang menumpuk di kedua rongga hidung," kata Febri lagi.
Saat ini tim dokter Singapura pun sedang menunggu proses pertumbuhan kulit bagian rongga hidung yang terbakar tersebut.
Pada 11 April 2017 lalu, seusai salat subuh di masjid dekat rumahnya, Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor. Air keras itu mengenai wajah Novel terutama di bagian matanya.
Hingga saat ini polisi masih mencari dua pelaku penyerangan Novel.
Polisi sudah mendapatkan barang bukti berupa cangkir sebagai wadah untuk menyimpan air keras dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa belasan saksi serta rekaman CCTV yang ada di rumah Novel terkait perkara itu.
Teror terhadap Novel ini bukanlah yang pertama terjadi. Sebelumnya, ia pernah ditabrak mobil saat menuju ke KPK ketika mengendarai motor pada 2016. Ia juga pernah dikriminilisasi dengan ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan di Bengkulu pada 2015. Novel pun pernah diserang kelompok pendukung Amran Batalipu pada 2012.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra