tirto.id - Preseden buruk dikhawatirkan muncul jika penyelidikan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan jalan di tempat. Kekhawatiran itu disampaikan langsung Juru Bicara KPK Febri Diansyah hari ini, Kamis (22/2/2018).
Menurut Febri, pencarian pelaku penyiaran air keras terhadap Novel merupakan ujian bagi komitmen negara dalam memberantas korupsi. Jika pelaku kejahatan itu tidak terungkap, contoh buruk diyakini akan muncul.
"Kita tahu Novel seringkali menjadi objek serangan. Dalam bentuk lain, corruptor fight back juga diarahkan pada KPK," kata Febri dalam keterangan tertulis kepada wartawan.
Novel disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya, 11 April 2017 lalu. Penyiraman terjadi usai Novel salat subuh berjamaah di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017.
Hari ini, Novel direncanakan pulang. Setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Novel akan menyambangi kantornya dulu di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
"Pemberantasan korupsi hanya akan berhasil jika ada komitmen kuat dari seluruh elemen bangsa. Kerja penegak hukum saja tanpa dukungan politik yang utuh dan tulus tidak akan mungkin bisa maksimal," ujarnya.
Saat ini, berdasarkan pantauan dua karangan bunga sudah terpajang di halaman gedung KPK. Bunga dikirimkan Wadah Pegawai dan Bank BJB Cabang Kebayoran Baru. Rangkaian bunga itu dipajang persis di depan tiang bendera pada pelataran gedung.
Selain rangkaian bunga, beberapa anggota Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) juga sudah datang di gedung KPK. Mereka kompak mengenakan seragam bercorak loreng dan berbaris di pintu masuk kantor.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yuliana Ratnasari