Menuju konten utama

KPAI Siapkan Upaya Reedukasi Anak Atasi Terorisme

KPAI tengah merencanakan upaya untuk mengantisipasi paparan anak-anak dan remaja terhadap ideologi terorisme melalui pendekatan preventif dan reedukasi. Langkah itu dilakukan di tengah banyaknya insiden teror bom yang melibatkan remaja di beberapa wilayah di Indonesia.

KPAI Siapkan Upaya Reedukasi Anak Atasi Terorisme
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni'am Sholeh (kedua kiri) bersama komisioner KPAI. Antara Foto/Rosa Panggabean.

tirto.id - Terjadi percobaan bom bunuh diri oleh seorang remaja di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Dr. Mansur Nomor 75 Medan, Sumatera Utara, yang menyebabkan seorang pastor terluka, Minggu (28/8/2016). Berkaca dari peristiwa tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pun berencana menyiapkan reedukasi atau pendidikan ulang bagi anak-anak untuk mengantisipasi paparan mereka terhadap ideologi terorisme.

"KPAI secara khusus melakukan penanganan anak yang terpapar ideologi terorisme dengan pendekatan preventif dan reedukasi," kata Ketua KPAI Asrorun Ni'am Sholeh ditemui dalam seminar kesehatan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, di area Convention Hall Simpang Lima Gumul (SLG) kabupaten setempat, Minggu.

Namun, Asrorun menambahkan, penanganan yang dilakukan KPAI itu bukan hanya karena adanya insiden remaja yang terlibat teror bom di Gereja Stasi Santo Yosep, Medan, melainkan juga pernah adanya keterlibatan remaja dalam insiden di Lampung, hingga di daerah Jawa Barat.

Pihaknya juga menyebut, penanganan anak yang terpapar ideologi terorisme tidak bisa hanya dilakukan dengan pendekatan keamanan semata, melainkan juga pendekatan pendidikan, yaitu reedukasi. Harapannya, paparan terorisme tidak akan masuk ke anak-anak tersebut dan bahkan tidak menjadi "bibit-bibit" baru terorisme.

"Pendekatan itu sesuai dengan norma keagamaan dan kenegaraan, dengan harapan paparan terorisme baru tidak masuk secara dalam ke anak-anak yang akhirnya menjadi bibit-bibit baru," tegasnya.

KPAI juga berencana menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) serta lembaga lintas pertemuan lain untuk mengadakan pertemuan terkait penanganan anak-anak yang terpapar ideologi terorisme.

"KPAI beberapa kali melakukan koordinasi dengan BNPT dan (lembaga) lintas pertemuan. Selasa (30/8/2016) ada rapat koordinasi untuk penanganan itu," ujarnya.

Seorang pemuka agama di Medan bernama Albert Pandiangan terluka akibat teror bom yang dilakukan oleh seorang remaja di Gereja Stasi Santo Yosep, Medan. Bom pipa yang dibawa pelaku sempat melukai seorang pemuka agama setempat.

Saat kejadian, pemuka agama itu hendak berkotbah di depan mimbar, namun dihampiri oleh seorang remaja bernama IAH (18) warga Tanjung Sari, Medan Selayang.

Pelaku membawa ransel yang berisi bom rakitan. Namun belum sampai menemui targetnya, tas ransel yang berisi bom pipa itu memercikan api.

Pelaku berhasil diamankan petugas. Dari tas ransel yang dibawanya, polisi mengamankan sebuah bom pipa yang belum sempat meledak, pisau, kampak dan senjata tajam lainnya.

Baca juga artikel terkait TERORISME

tirto.id - Pendidikan
Sumber: Antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari