tirto.id - Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika heran melihat sikap capres petahana Joko Widodo (Jokowi) yang tak serius dalam merealisasikan pengembalian lahan negara yang dikuasai penerima konsesi (pemberian hak izin tanah oleh pemerintah) besar.
KPA melihat masalah ini hanya untuk bahan menyerang Prabowo Subianto sebagai lawannya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Padahal, Jokowi yang saat ini masih menjabat presiden harus benar-benar merealisasikan reforma agraria di akhir masa pemerintahannya.
"Yang jadi kritik saya adalah seolah-olah presiden sedang bermain dagelan politik, hanya untuk menyerang 02 [Prabowo] dan hanya sebatas urusan saling menyerang lawan," ujar Dewi saat dihubungi reporter Tirto, Senin (25/2/2019).
Sebagai presiden, kata Dewi, Jokowi harus merealisasikan targetnya untuk meredistribusikan sembilan juta hektar sebagai janji reforma agraria dalam Nawa Cita.
Jokowi sebaiknya langsung memerintahkan Menteri Agraria dan Tata Ruang serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk membuka dokumen apa saja yang sudah terealisasi dari Reforma Agraria.
"Jadi tidak cuma saling perang lawan politik lalu itu dimanfaatkan, karena kalau kita mau objektif empat tahun ini seharusnya Jokowi punya prestasi redistribusikan tanah yang dijanjikan itu," jelas Dewi.
Dewi mengatakan, Jokowi tak menyadari bahwa masih ada ketimpangan dan konflik dalam reforma agraria, yang seharusnya segera diperbaiki oleh Jokowi dan pemerintahannya.
Meski mengapresiasi upaya Jokowi untuk mengingatkan para pengusaha yang menguasai lahan-lahan besar, KPA, lanjut Dewi tetap melihat peringatan Jokowi ini hanya bertujuan untuk dijadikan bahan menyerang Prabowo.
"Yang ada justru karena ini keluar di materi debat capres putaran kedua dan seolah-olah dijadikan isu politik dan bukan bertujan untuk menertibkan penguasa-penguasa lahan yang melanggar," ucap Dewi.
Dewi yang juga menjadi panelis dalam debat Pilpres putaran kedua itu meyakini penguasa-penguasa lahan ada di kedua kubu yakni kubu Jokowi-Ma'ruf dan kubu Prabowo-Sandiaga Uno.
Bila kedua kubu menjanjikan reforma agraria di visi-misi mereka, seharusnya ada keberanian dari kedua paslon untuk menghadirkan keadilan bagi para petani, masyarakat adat dan juga buruh tani yang masih sering mengalami konflik.
"Saya masih melihat hanya sebatas saling serang demi memenangkan Pemilu 2019," pungkasnya.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Alexander Haryanto