tirto.id - Umumnya warga di suatu kota akan mengarahkan kita pada orang atau tempat lain jika mereka tidak tahu jawaban dari pertanyaan kita. Atau, setidaknya mereka akan mengatakan kalau mereka tidak tahu. Tetapi orang-orang di Moskow tak begitu. Mereka hanya akan melambaikan tangan pertanda tak tahu dan tak mau repot memberi penjelasan.
Pengalaman itu dituliskan Annemarie dan Andrew—seorang guru sejarah dan konsultan IT—di sebuah blog wisata milik mereka. Pengalaman macam itu tak hanya mereka alami di jalanan, tetapi juga di Moscow Metro, stasiun kereta, dan toko-toko.
“Wisatawan lain yang kami temui di trans-Siberian [kereta api dengan jalur terpanjang di dunia] juga menceritakan pengalaman serupa,” tulis Annemarie dan Andrew.
Persoalan lain yang mereka hadapi adalah persoalan bahasa. Orang-orang yang mereka temui dan bisa berbahasa Inggris adalah staf hotel dan restoran. Polisi, staf metro, staf kereta, dan layanan imigrasi, semuanya tidak bicara dalam bahasa internasional itu.
“Ketika mereka menyadari tidak bisa berkomunikasi karena bahasa, mereka berhenti dan sama sekali tak tampak berusaha. Sangat tidak membantu,” tambah mereka.
Moskow adalah ibukota sekaligus kota terbesar di Rusia. Ia menjadi pusat politik, ekonomi, budaya, dan sains di negara itu. Ia juga kota berpenduduk terbanyak di Rusia sekaligus kawasan urban terbesar keenam di dunia.
Alun-alun Merah atau Red Square, Kremlin, serta Katedral St. Basil adalah beberapa tujuan wisata populer di Moskow.
Tahun ini, Moskow kembali ditunjuk sebagai kota paling tak bersahabat bagi wisatawan menurut survei yang diadakan majalah pariwisata Amerika Serikat, Travel and Leisure. Kota tak ramah kedua adalah Atlantic City di New Jersey, Amerika Serikat, yang terkenal dengan kasino dan pantainya.
“Atlantic City menyenangkan, kalau Anda suka berjudi dan tak peduli akan perilaku kasar,” tulis salah seorang responden.
Atlantic City hanyalah satu dari sembilan kota di Amerika Serikat yang masuk dalam daftar 15 kota paling tak bersahabat. Los Angeles, Baltimore, Philadelphia, Baltimore, dan Las Vegas secara berurutan menempati peringkat 5 sampai 9. Adapun Miami, Washington DC, dan Boston menempati urutan 12, 13, dan 15.
Selain Moskow, kota lain dari Rusia yang masuk dalam daftar adalah St. Petersburg. Ia menduduki peringkat ketiga. St. Petersburg adalah kota terbesar kedua di Rusia setelah Moskow.
Negara lain selain Rusia dan Amerika yang kota-kotanya masuk dalam daftar adalah Perancis, Jerman, dan Cina. Di Perancis, Marseille dan Cannes dianggap paling tak bersahabat.
Marseille adalah sebuah kota yang letaknya di pesisir Tenggara Prancis. Ia menjadi kota berpenduduk terbanyak kedua setelah Paris. Meskipun banyak wisatawan yang menyukai kota bersejarah seperti Marseille, kriminalitas menjadi ketakutan utama para wisatawan.
Cannes, tentu Anda tahu, adalah kota yang dikenal di dunia karena festival filmnya. Kota yang terletak di bagian Selatan Perancis ini juga sohor dengan pantainya yang terbuka untuk umum. Dekat dengan Pegunungan Alpen, Cannes terkenal sebagai kota yang cantik, kaya, tetapi penduduknya dinilai sombong.
“Tidak ada kehangatan di Cannes,” ujar Kathleen Dwyer, salah satu pembaca Travel and Leisure.
Kota Frankfurt di Jerman juga masuk dalam daftar. Ia berada di urutan ke 14. Penyebab utama kota ini masuk dalam daftar adalah ketidakramahan petugas di bandaranya.
Sementara itu, Beijing menjadi satu-satunya kota di Asia yang masuk ke dalam daftar kota paling tak bersahabat bagi wisatawan. Alasannya? Kepadatan penduduk.
Survei kota paling tak bersahabat yang dilakukan media di Amerika tentu bukanlah harga mati. Pasti ada warga kota atau pelancong non-responden yang tak setuju kota-kota itu disebut tak bersahabat. Tetapi setidaknya, ia menggambarkan pendapat banyak wisatawan mancanegara yang pernah menyambangi kota-kota itu.
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Maulida Sri Handayani