tirto.id - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengaku prihatin dengan maraknya situasi korupsi di Indonesia. Agus pun mengajak masyarakat untuk tidak mewariskan korupsi kepada generasi berikutnya.
"Ini kan prihatin betul, kita selalu merah terus kapan menjadi kuningnya? Ini sesuatu yang pasti kita semua tidak mau mewariskan kepada anak cucu kita," kata Agus saat memberikan sambutan dalam acara Peluncuran Corruption Perception Index (CPI) 2018 di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Agus mengatakan, KPK sudah berusaha memperbaiki korupsi Indonesia dengan mulai mengajak partai berintegritas. Hal itu diperkuat saat acara Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) pada Desember 2018 lalu.
Sebanyak empat belas parpol sudah berjanji berintegritas dan tidak melakukan korupsi.
"Wujudnya adalah usulan menjadi undang-undangnya, kemudian komitmen lagi dari eksekutif dan legislatif dalam waktu yang bersamaan," kata Agus.
Sebelumnya, Ketua KPK Agus Rahardjo sempat curhat tentang upaya pemberantasan korupsi secara utuh.
Ia menyatakan, pemberantasan korupsi bisa dilakukan selama ada komitmen pemerintah dalam pemberantasan korupsi dan peran Presiden menjadi penting dalam pemberantasan korupsi.
"Kemarin tuh saya ditanya di RDP (Rapat Dengar Pendapat) DPR disuruh declare kapan korupsi itu hilang dari Indonesia. Saya bingung, ini mestinya KPK hanya sebagai faktor yang bisa mengakselarasi. Yang harus berkomitmen itu adalah Presiden yang mempunyai agenda sangat kuat mengenai korupsi ini," ujar Agus.
Agus mengatakan, beban pemberantasan korupsi tidak bisa diarahkan kepada KPK semata. Presiden, ujarnya, perlu menyampaikan strategi dan roadmap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Kami sangat berharap sebetulnya pemerintah yang harusnya mempunyai komitmen kuat terhadap ini. Akselerasinya kemudian mempergunakan salah satu yang bisa mendorong KPK untuk tercapainya program tadi atau aksi tadi," kata Agus.
Agus pun menyinggung debat Pemilu yang memperlihatkan kedua paslon, baik petahana maupun oposisi. Ia tidak memungkiri ada niatan kedua belah pihak dalam memperkuat KPK meski tidak menunjukkan strategi dalam pemberantasan korupsi.
"Mestinya beliau mempunyai komitmen. Karena kalau kita lihat, mohon maaf kalau saya sebut sedikit dalam debat kemarin kan kita menyaksikan sebetulnya masing-masing ingin memperkuat KPK, tapi kalau kita lihat detilnya tuh dalam tanda kutip sebenarnya belum jelas memperkuat dalam hal apa," tukasnya.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno