tirto.id - Pejabat Korea Selatan dan Cina meragukan laporan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sakit keras kendati sejumlah media mengatakan ia telah menjalani prosedur kardiovaskular dan berada dalam “bahaya besar”. Demikian seperti dilansir Reuters pada Selasa.
Daily NK, portal berita Korea Selatan yang berfokus pada Korea Utara, mengutip sumber dari Korea Utara yang tak ingin disebutkan namanya melaporkan pada Senin malam Kim telah pulih dan sudah menjalani prosedur pada 12 April.
Sementara itu, baik CNN maupun Bloomberg berdasarkan sumber dari pejabat Amerika Serikat yang juga tak ingin disebutkan namanya melaporkan bahwa kondisi Kim memburuk pascaoperasi dan memang berada dalam “bahaya besar”.
Namun informasi CNN itu dimentahkan oleh dua pejabat Korea Selatan. Menurut mereka, tidak ada tanda-tanda mencurigakan dari negara tertutup yang memiliki senjata nuklir tersebut. Argumen mereka, Kim adalah diktator yang sangat berkuasa di negara itu dan ia belum memiliki penerus untuk memimpin Korea Utara.
Maka, jika terjadi sesuatu pada Kim pastinya akan menimbulkan dinamika pada kondisi dalam negeri Korea Utara. Dan ketidakstabilan apapun di negara itu akan menjadi risiko besar bagi internasional.
Hari ini, saham Korea Selatan terhadap Korea Utara jatuh dan Won Korea (KRW) juga dilaporkan anjlok. Won diperdagangkan turun lebih dari satu persen terhadap dolar AS meski Pemerintah Korea Selatan menyakinkan bahwa Kim tidak sakit parah.
Sementara itu, saham berjangka AS EScv1 diperdagangkan 0,5% lebih rendah, tetapi tidak jelas seberapa besar kelemahan itu disebabkan oleh jatuhnya harga minyak AS dan konsekuensinya terhadap permintaan global.
Editor: Restu Diantina Putri