tirto.id -
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera pada Senin (14/5) dini hari merinci, dua korban tewas merupakan istri dan anak Anton. Keduanya tewas saat ledakan bom pertama.
"Ya terkena ledakan bom yang pertama," kata Frans.
Frans menyatakan, pelaku yang sesaat setelah ledakan diduga masih hidup dan memegang switch bom kemudian dilumpuhkan "dengan tindakan tegas terukur" oleh petugas.
"Anton meninggal dunia. Dia kami lumpuhkan karena masih memegang switch," katanya lagi.
Hingga kini, kata Frans, polisi belum bisa memastikan apa kaitan Anton dengan pelaku peledakan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada Ahad pagi. Frans juga belum bisa memastikan apakah Anton termasuk kelompok teroris Jemaah Ansrarut Daulah seperti pelaku peledakan di Surabaya.
"Masih dalam identifikasi," katanya lagi.
Namun Karopenmas Mabes Polri, Brigjen M. Iqbal melalui keterangan tertulisnya menyampaikan dugaan kuat bahwa bom di kamar Anton dimiliki kelompok bom bunuh diri tadi pagi di Surabaya yang diketuai oleh Dita Priyanto.
"Diduga unit itu didiami oleh terduga teroris, keluarga pelaku yang tadi itu. Tapi kami belum tahu. Kami belum tahu pastinya," kata Iqbal.
Ledakan diduga bom terjadi di Blok B Lantai 5 di Rusunawa Wonocolo, Sepanjang, Sidoarjo, pada Minggu malam (13/5/2018), sekitar pukul 21.00 WIB.
Kasmadi (50) salah satu penghuni rusunawa Wonocolo mengatakan, ledakan itu terdengar hanya satu kali. Semula dia mengira suara ledakan itu berasal dari sebuah tabung gas.
Namun setelah ia telusuri, ledakan berasal dari sebuah kamar di Blok B. Di situ ia tak menemukan tabung gas meledak, tetapi menemukan seorang pria yang sudah tergeletak dengan luka di seluruh badannya.
Kasmadi mengatakan kondisi pria saat ditemukan, masih sempat bernafas. Tepat di samping pria tersebut, dirinya juga menemukan ada sebuah tas ransel, yang diduga berisi bom. Di tas itu, Kasmadi melihat ada sebuah sumbu yang muncul dan terlihat dari luar. Dari situlah Kasmadi menduga tas tersebut adalah bom.
"Waktu saya datang, kondisi pintu kamar sudah terbuka. Saya tidak tahu siapa yang masuk duluan. Terus saya lihat ke dalam. Ternyata ada yang tergeletak dan terluka parah. Di sampingnya ada tas ransel, saya lihat itu bom, karena ada sumbu-sumbunya yang keluar," kata Kasmadi.
Selama tinggal di rusunawa, Kasmadi mengaku tidak kenal dengan pria tersebut. Menurut keterangan dari beberapa penghuni rusunawa, pria tersebut tinggal bersama istri dan kedua anaknya.
Sesaat setelah ledakan, di dalam kamar tersebut Kasmadi tidak melihat siapapun, kecuali pria tersebut dan satu anak yang sempat digendong oleh salah satu petugas. Anak tersebut mengalami luka pada bagian kakinya dan sudah dibawa ke rumah sakit. Sementara untuk istri dan anak yang diinfokan penghuni rusunawa setempat, Kasmadi mengaku tidak melihatnya.
"Saya tidak lihat ke mana isterinya. Tapi tadi saya sempat lihat ada anak yang digendong dibawa ke rumah sakit," jelasnya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Agung DH