tirto.id - Warga RW 07 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan membuat dapur umum swadaya bagi para pengungsi banjir di daerah tersebut.
Ketua RW 07 Kelurahan Rawajati, Sari Budi Handayani menyatakan bantuan logistik untuk 1.325 warga setempat tidak cukup.
“Bantuan yang dikirimkan pemerintah kurang, terutama air bersih dan bahan makanan,” ujar Sari ketika ditemui di lokasi, Minggu (28/4/2019).
Ia menambahkan dapur umum yang ia kelola hanya mampu membuat 200-300 porsi nasi bungkus untuk warga, sedangkan jumlah pengungsi lebih dari itu.
Mereka mendirikan dapur umum di rumah dinas Puskesmas Kelurahan Rawajati. Kendala lain, kata Sari, ialah tidak semua warga turut memasak untuk membantu kerja di dapur umum.
Kelurahan Rawajati, lanjut Sari, mengirimkan logistik berupa 125 kilogram beras, 30 dus mi instan, 18 selimut, 20 liter minyak goreng, 10 botol kecap, 1 kardus sarden serta 30 dus air mineral. “Namun itu tidak cukup untuk warga,” tambah Sari.
Ada 115 balita yang juga menjadi korban, Sari menyatakan balita membutuhkan popok, susu, pakaian ganti dan makanan bernutrisi. Selain itu, karena jumlah nasi bungkus tidak mencukupi, ada warga yang terpaksa membeli penganan jadi.
“Saya tidak dapat nasi bungkus dari pemerintah atau relawan, saya beli di warung nasi saja. Tapi ada dapur umum, jadi lebih membantu warga,” kata Ahmad Fauzi, warga setempat.
Berdasarkan pantauan Tirto di dapur umum, para ibu yang memasak menyediakan nasi disertai mi goreng dan sepotong nugget yang dibungkus kertas. Air bersih juga diperlukan untuk menyeduh kopi dan teh, tetapi ketersediaan air bersih juga terbatas.
Sari dan warga berharap pemerintah segera memberikan bantuan logistik tambahan untuk pengungsi setempat.
BPBD DKI Jakarta mencatat, hingga pukul 12.00 WIB, pintu air Pos Angke Hulu berstatus Siaga 3 (Waspada) dengan ketinggian air mencapai 215 sentimeter.
Terjadi penurunan tinggi air di pintu air Pos Pesanggrahan dari 90 sentimeter menjadi 85 sentimeter. Untuk Bendungan Katulampa berstatus Siaga 4.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Dipna Videlia Putsanra