tirto.id - Ketua Umum Asosiasi Produsen Bioefuel Indonesia (Aprobi) MP Tumanggor menyatakan pelaksanaan panandatanganan kontrak pengadaan biodiesel antara Badan Usaha (BU) Bahan Bakar Nabati (BBN) dan BU Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan pihak Kementerian ESDM akan dilakukan pada Rabu besok.
"Penandatanganan di Kementerian ESDM jam 13.30," ujar Tumanggor di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, pada Selasa (28/8/2018).
Penandangatanganan ini merupakan realisasi komitmen BU BBN dan BU BBM untuk melaksanakan ketentuan biodiesel 20 persen (B20). Aturan B20 menargetkan bahan bakar minyak jenis solar dicampur komponen minyak kelapa sawit dengan porsi 20 persen. Pelaksanaan ketentuan baru yang memperluas program B20 akan efektif mulai 1 September 2018.
"Launching [awal pelaksanaan kebijakan B20] di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 1 September 2018," kata Tumanggor.
Pada 15 Agustus 2018, pemerintah menerbitkan Perpres Nomor 66 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 Tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Perpres ini menjadi payung hukum bagi perluasan penerapan B20 untuk sektor Publik Service Obligation (PSO) maupun non-PSO.
Tumanggor menegaskan Aprobi berkomitmen untuk memasok biodiesel sebanyak 2,9 juta kiloliter (Kl) untuk mendukung perluasan program B20. Pasokan biodiesel untuk PSO berjalan sejak Mei lalu, sementara untuk non-PSO baru akan disalurkan pada September hingga Desember mendatang.
"Kalau enggak salah PSO 950 Kl, non-PSO 940 Kl. Tambah 1,9 juta sekian Kl. Totalnya pokoknya 2,9 Kl sekian," ujarnya.
Penyalurannya 2,9 juta Kl biodeiesel itu akan dilakukan secara bertahap ke enam Depo yang ada di seluruh Indonesia. Misalnya, di bulan pertama 500 Kl dahulu yang disalurkan, lalu bulan kedua 600 Kl.
"Enggak ada masalah, industri FAME [Fatty Acid Methyl Ester/metil ester asam lemak murni dari minyak kelapa sawit mentah] tidak ada masalah. Kapaisitas biodiesel kita kan sampai 14 juta ton, ini kita mau gelontorkan hanya 3 jutaan, ya enggak ada masalah," kata Tumanggor.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Addi M Idhom