Menuju konten utama
Ramadhan 2021

Kondisi yang Mengharuskan Batal Puasa bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Kondisi yang mengharuskan ibu hamil dan menyusul boleh membatalkan puasanya.

Kondisi yang Mengharuskan Batal Puasa bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Ilustrasi Ibu hamil. foto/Isotkcphoto

tirto.id - Berpuasa di bulan Ramadan termasuk dalam salah satu rukun Islam dan wajib dijalankan oleh umat muslim yang dewasa, sehat, dan mampu mengerjakannya.

Islam memudahkan umatnya dalam hal beribadah, karenanya, ada pula golongan orang yang boleh tidak menjalankan puasa Ramadan dengan beberapa catatan.

Golongan orang yang boleh tidak puasa Ramadan, yakni orang sakit; musafir atau orang yang sedang dalam perjalanan; orang yang tidak mampu berpuasa seperti orang yang sudah tua renta, orang sakit yang tidak kunjung sembuh, dan orang yang memiliki pekerjaan berat; serta wanita hamil dan menyusui

Ketentuan ini seperti disampaikan Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 185.

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah: 185)

Ibu hamil dan menyusui termasuk golongan yang mendapatkan keringanan ini. Keringanan atau rukhsah bagi ibu hamil dan menyusui ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam hadis berikut:

"Sungguh Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mulia telah membebaskan puasa dan separuh salat bagi orang yang bepergian, dan membebaskan pula dari puasa orang yang hamil dan orang yang menyusui,” (H.R. Al-Khamsah).

Meski demikian, bagi wanita yang sedang hamil dan menyusui bersedia untuk berpuasa selama Ramadan, diharuskan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Sementara, ketika sedang berpuasa, para ibu hamil harus sering beristirahat sepanjang hari dan juga memastikan bahwa mereka mendapatkan nutrisi dan kalori yang tepat ketika mereka berbuka puasa setiap malam.

Namun jika tidak kuat berpuasa, maka jangan pula memaksakan diri, karena dikhawatirkan saat meneruskan puasa akan berpengaruh pada janin di kandungan.

Kondisi yang Membolehkan Batal Puasa saat Hamil

Berikut ini beberapa kondisi yang mengharuskan ibu hamil dan menyusui harus membatalkan puasanya seperti dilansir laman Baby Center:

  1. Berat badan tidak bertambah, atau berat badan turun, yang bisa berbahaya bagi bayi Anda. Untuk mengetahui penambahan atau pengurangan berat badan, sebaiknya timbang diri Anda secara teratur di rumah saat sedang berpuasa.
  2. Kondisi saat puasa menjadi sangat haus, lebih jarang buang air kecil, atau jika air liur berubah menjadi berwarna lebih gelap. Ini adalah tanda dehidrasi, dan dapat membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih (ISK) atau komplikasi lainnya.
  3. Anda merasa pusing, pingsan, lemah, bingung atau lelah, bahkan setelah beristirahat dengan baik.
  4. Menemukan gejala kehamilan tidak biasa saat puasa, seperti air susu yang tidak keluar, kontraksi saat hamil, dan beberapa hal mengkhawatirkan lainnya.
Jika berada dalam kondisi di atas, maka segeralah buka puasa dengan minuman manis dan camilan asin atau hubungi dokter untuk memastikannya.

Lalu bagaimana caranya agar puasa saat hamil menjadi lebih mudah?

1. Tetap terhidrasi sebisa mungkin. Jika cuaca sedang hangat, jauhi tempat teduh, jangan memaksakan diri untuk melakukan terlalu banyak kegiatan dan banyak minum cairan saat sahur.

Anda perlu minum lebih banyak dari biasanya saat hamil, jadi konsumsilah makanan yang mengandung banyak air seperti semur dan sup.

2. Perubahan kebiasaan makan dan kekurangan cairan bisa membuat sembelit. Konsumsi banyak makanan berserat tinggi saat berbuka, seperti biji-bijian, buah, sayur, dan kacang-kacangan.

Puasa terkadang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, terutama jika Anda makan sebelum fajar dan kemudian kembali tidur.

3. Cobalah makan makanan kecil sesering mungkin selama jam tidak puasa dan jika bisa, jangan makan makanan tinggi lemak atau asin.

4. Bersantailah dan terima bantuan saat ditawarkan.

5. Tanyakan kepada keluarga atau teman yang pernah berpuasa saat hamil untuk tips dan saran.

6. Cobalah untuk tidak berjalan jauh atau membawa barang berat.

7. Kurangi pekerjaan rumah tangga dan apa pun yang membuat Anda lelah.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2021 atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH