Menuju konten utama

Kominfo: Jelang Pilpres Kabar Hoaks Naik, Capai 453 Isu Per Maret

"Mendekati Pilpres selalu naik. Itu kan ada yang memanfaatkan tuh," kata Henri.

Kominfo: Jelang Pilpres Kabar Hoaks Naik, Capai 453 Isu Per Maret
Warga melaju di samping mural (lukisan dinding) komik bertema antihoaks di Kampung Joho, Manahan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (18/9/2018). ANTARA FOTO/Maulana Surya

tirto.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat terdapat peningkatan kabar hoaks seiring mendekatinya masa pemilihan presiden. Staf Ahli Menkominfo Bidang Hukum, Henri Subiakto mengatakan angka ini terus meningkat sejak bulan Desember 2018.

Dari semula 75 isu lalu naik menjadi 175 isu di Januari 2019. Jumlah itu meningkat lagi pada Februari 2019 di angka 353 isu lalu menjadi 453 isu hoaks di Maret 2019.

“Mendekati Pilpres selalu naik. Itu kan ada yang memanfaatkan tuh. Saya tidak mau menyebut itu siapa. Yang jelas meningkat. Angkanya bulan Maret 453 isu hoaks” ucap Henri kepada wartawan usai diskusi bertajuk 'Musim Retas Jelang Pemilu' di d’Consulate Jakarta, Sabtu (6/4/2019).

Henri mengatakan saat ini ada orang yang percaya bahwa hoaks dapat mengubah opini publik. Karena itu, ia tidak heran bila hoaks menjadi alat yang kerpa dimainkan pada tahun politik terutama untuk memengaruhi arah Pemilu.

Saat ini, Henri mengatakan pemerintah telah berupaya melawan balik persebaran isu hoaks. Salah satu di antaranya adalah melakukan take down terhadap konten yang ada.

Namun, ia mengakui bila konten telah tersebar maka akan sulit untuk mengatasinya. Paling banter, pemerintah kata Henri hanya dapat memberikan klarifikasi seperti memberitahukan fakta yang sebenarnya seperti apa.

“Kalau dari situs langsung kami langsung take down. Kalau berasal dari akun tertentu dan sudah menyebar itu susah. Yang bisa kami lakukan hanya memberi klarifikasi,” ucap Henri.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Politik
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Irwan Syambudi