Menuju konten utama

Komentar Jokowi Soal Penunjukan Buwas Jadi Dirut Bulog

"Kita perlu orang yang tegas, orang yang berani, orang yang jujur," kata Presiden Jokowi menanggapi penunjukan Buwas sebagai Dirut Bulog.

Komentar Jokowi Soal Penunjukan Buwas Jadi Dirut Bulog
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat peresmian Keramba Jaring Apung atau "offshore" di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang, Babakan, Jawa Barat, Selasa (24/4/2018). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi.

tirto.id -

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pengelolaan Perum Bulog memerlukan sosok yang tegas dan berani menanggapi penunjukan Budi Waseso sebagai Dirut Bulog.

"Kita perlu orang yang tegas, orang yang berani, orang yang jujur," kata Jokowi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta pada Senin (30/4/2018), terkait penunjukan Budi Waseso sebagai Dirut Perum Bulog.

Presiden mengatakan isu beras dan ketahanan pangan merupakan persoalan masyarakat yang harus dibenahi.

Dengan ditugaskannya Budi Waseso di Bulog, Presiden berharap perbaikan perusahaan itu dalam memperbaiki masalah pangan.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengangkat Budi sebagai Dirut Perum Bulog menggantikan Djarot Kusumayakti.

Hal itu dilakukan sebagai upaya penyegaran perusahaan dalam memperkuat peran perusahaan sebagai stabilisator harga pangan.

Selain itu, Kementerian BUMN juga menetapkan Teten Masduki sebagai Ketua Dewan Pengawas Bulog menggantikan Sudar Sastro Atmojo.

Komisaris Jenderal (Purn) Budi Waseso ditunjuk untuk menggantikan Djarot Kusumayakti menjadi Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog).

Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) mengkhawatirkan langkah ini adalah manuver Pemerintah untuk menertibkan urusan pangan dengan pendekatan militer.

Koordinator KRKP Said Abdullah masih mempertanyakan landasan pemikiran pemerintah memilih Buwas, panggilan Budi Waseso.

Ia menilai jika demikian pemerintah melakukan simplifikasi persoalan pangan yang ada di ranah Bulog. Sebab, persoalannya tidak hanya terkait kepemimpinan, tapi juga melingkupi soal Bulog sebagai lembaga ekonomi berbasis pangan; menjalankan penugasan stabilisasi pangan negara; serta mitra petani untuk mampu meningkatkan perbaikan kehidupan petani.

"Saya khawatir kalau kemudian tidak dipahami cukup baik, ujungnya yang dikorbankan adalah teman di lapangan, yaitu produsen atau petani. Yang dihadapi Bulog enggak hanya problem kepemimpinan dan kalah persaingan dengan pasar [tengkulak]," ujarnya.

Kalau pemahaman pemerintah untuk meningkatkan serapan Bulog dengan pendekatan militer maka, dikatakannya, pemerintahan Indonesia sedang mengalami kemunduran. Walaupun dalihnya mungkin untuk menjaga keamanan pangan.

Baca juga artikel terkait BULOG

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri