tirto.id - Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan pihaknya membutuhkan waktu satu hingga dua pekan untuk memverifikasi flight data recorder (FDR) pesawat Lion Air JT 610.
“Antara sepekan dan dua pekan untuk verifikasi, kalau baca FDR bisa tiga atau empat bulan, tergantung kompleksitas masalah yang ada,” kata dia di KRI Banda Aceh, Selasa (6/11/2018).
Namun, Soerjanto menyatakan akan lebih baik bila pihaknya berhasil menemukan cockpit voice recorder (CVR) karena dapat mengetahui percakapan di kokpit pesawat. “Kami ingin tahu diskusi antara pilot dan co-pilot. Kami tidak bisa menebak,” jelas dia.
Menurut Soerjanto, CVR itu tidak hanya memuat data percakapan pilot dan co-pilot, namun juga merekam suara di dalam kokpit seperti bunyi peringatan. Menurut dia, bunyi tersebut diperlukan untuk bahan investigasi.
Sebelumnya, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi mengatakan hingga hari ini, cockpit voice recorder (CVR) bagian dari kotak hitam (black box) belum ditemukan dan bunyi ‘ping’ tidak terdengar.
“CVR sampai saat ini belum ditemukan lokasi yang kita perkirakan ada bunyi 'ping', tapi alat itu hari ini tidak berbunyi. Tapi, kami tetap menyelami lokasi tersebut,” ucap dia di gedung Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (6/11/2018).
Selain itu, di titik yang menjadi lokasi ping locator memiliki ketebalan lumpur dan pasir lebih dari satu meter. Meski begitu, tambah Syaugi, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tetap menggunakan alat modern untuk mendeteksi CVR.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Alexander Haryanto