Menuju konten utama

KKHI: Sehari Sekitar 20 Jemaah Haji Mengeluhkan Jantung

KKHI mencatat selama musim haji ini telah menerima banyak keluhan jantung dari para jemaah.

KKHI: Sehari Sekitar 20 Jemaah Haji Mengeluhkan Jantung
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mendorong kursi roda sejumlah calon haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi, Selasa (4/6/2024).

tirto.id - Dokter Jantung Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Putri Kusuma, mengatakan selama musim haji ini telah menerima banyak keluhan jantung dari para jemaah. Ini berdasar data visit mereka ke sejumlah sektor tempat tinggal para zuyufurrahmah atau para tamu Allah tersebut.

Menurut dia, untuk pasien jantung yang dikirim dari sektor ke KKHI rata-rata juga mengeluhkan sesak napas. Hasil diagnosanya biasanya dikaitkan dengan gagal jantung. Biasanya pemicunya aktivitas fisik berlebih kemudian kelelahan.

"Untuk kasusnya, seperti gangguan irama jantung dan kasus pada pasien diabet diikuti penyakit dengan jantung koroner. Itu yang kita rawat. Jumlah pasien sehari 20-30an untuk rawat inap. Tadi pagi kita visit hampir 30 pasien," katanya, Minggu (09/06/2024).

Kemudian, Putri melanjutkan, banyak para jemaah juga kelebihan cairan. Mereka tidak teratur meminum obat, minum air berlebih. Padahal kondisi ini bisa bikin pasien jatuh dari kondisi kronik menjadi akut sehingga dirujuk ke KKHI.

"Kita akan bantu pasien ke arah perbaikan. Kalau sudah ada tanda perbaikan simptomatic akan kami pulangkan ke kloter. Kami juga teruskan sosialisasi agar tidak terlalu banyak aktivitas, obatnya tidak lupa diminum. Kemudian jangan memforsir kegiatan ibadah," katanya.

Para pasien yang dirawat tersebut rata-rata lelaki yang usianya sudah tua (lansia). Kemudian biasanya yang datang ke KKHI juga sudah dalam kondisi menengah sampai parah.

"Tapi yang sudah label merah seperti pasien gagal jantung, penurunan oksigen atau kita sebut penurunan saturasi beresiko terjadi gagal napas, itu kita minta rujuk ke RS Arab Saudi. Karena di sini terbatas tidak ada alat bantu napas," tukasnya.

Hampir sebagian besar pasien jemaah haji Indonesia memang sudah memiliki riwayat jantung. Kemudian kondisinya kronik, lalu menjadi akut.

"Layanan jantung yang dilakukan di sini, satu kita akan melakukan pemeriksaan EKG atau rekam jantung, juga thorax, USG jantung," jelas Putri.

Untuk indikator pasien yang harus dirujuk ke RS Arab Saudi itu hemodinamikanya tidak stabil. Artinya, tanda tekanan darah pasien, kemudian detak jantung, angka laju nafas dan kecukupan oksigennya drop.

"Dengan obat yang sudah kita berikan kalau tidak mampu akan kita sarankan rujuk. Kedua, pasien-pasien yang memang seperti serangna jantung. Maka itu sudah indikasi dirujuk ke RS Arab Saudi," tukasnya.

Ia melanjutkan, kasus keluhan penyakit jantung di KKHI termasuk tinggi. Bahkan kematian jemaah juga banyak disebabkan oleh serangan jantung. Apalagi saat awal di Madinah yang sifatnya mendadak setelah dirunut ke belakang ada riwayat jantung koroner.

"Antara jantung dan paru ini yang paling banyak menjadi penyebab kematian. Kebanyakan, sebagian meninggal saat ibadah. Jadi kelelahan tenaganya diforsir, lupa minum obat," katanya menambahkan.

Putri melanjutkan, seharusnya jemaah menyadari betul kondisinya. Pertama, jemaah juga harus menyadari bahwa aktivitas ibadah harus dibatasi untuk diagnosa tertentu. Lalu kedua, memastikan obat yang diberikan atau dibawa diminum secara teratur.

"Yang ketiga membatasi asupan cairan. Jangan sampai dehidrasi tapi jangan sampai kebanyakan cairan. Tipsnya adalah bisa meminum air mineral tiga teguk setiap 10 menit. Tidak menimbulkan sering kencing tapi juga tidak dehidrasi," ujarnya.

"Pada pasien gagal jantung, dimana pompa jantungnya sudah bermasalah, cairan tidak bisa terlampau banyak kita batasi 1 sampai 2 liter per hari konsumsi air minumnya," katanya menegaskan.

Baca juga artikel terkait PELAKSANAAN HAJI 2024 atau tulisan lainnya dari Muhammad Taufiq

tirto.id - Flash news
Reporter: Muhammad Taufiq
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Anggun P Situmorang