Menuju konten utama

Kisah Warga Bandung Mencari 12 Korban Tragedi Petasan di Kosambi

Kepala Desa Batu Layar, Bandung Barat Beben (57) mengatakan, kedatangan mereka guna mencari anggota keluarga penduduknya yang hilang.

Kisah Warga Bandung Mencari 12 Korban Tragedi Petasan di Kosambi
Petugas forensik RS Polri Kramatjati menurunkan jenazah korban kebakaran pabrik kembang api di Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramatjati, Jakarta, Kamis (26/10/2017). ANTARA FOTO/Galih Pradipta.

tirto.id - Sejumlah warga dari Desa Batu Layar, Bandung Barat mendatangi RS Polri, Jumat (27/10/2017). Mereka mencari informasi keberadaan sekitar 12 orang yang diduga menjadi korban kebakaran disertai ledakan di pabrik kembang api Kosambi, Tangerang, Kamis (26/10/2017).

Kepala Desa Batu Layar, Bandung Barat Beben (57) mengatakan, kedatangan mereka guna mencari anggota keluarga penduduknya yang hilang. Sepengetahuan Beben, ada sekitar 12 warganya bekerja di pabrik tersebut dan ada sekitar 5 orang yang hilang.

"Satu namanya Oleh, Ega, terus Gugun, Ade Rositah dan Naya Sunarya," kata Beben saat ditemui di RS Polri, Jakarta, Jumat (27/10/2017).

Beben mengatakan, sisanya sudah diketahui keberadaan olehnya. Mereka mendapati 4 anggota desanya yang mengalami luka ringan yakni Pirman (16), Gugun Gunawan (17), Dudi (24), Darwin Pratama (22), dan Angga (17). Sementara itu, ada 2 orang yang luka-luka berat dari desanya yakni Mulyana (25) dan Agus (17).

Saat ini, Beben mengaku akan pulang ke Bandung Barat membawa 5 orang yang luka ringan. Kelima orang itu sudah diizinkan pulang. Namun, kelimanya tidak langsung dibawa pulang.

"Kami bawa dulu datang diperiksa di ahli jiwanya. Masalahnya syok berat," kata Beben.

Salah satu anggota keluarga yang mencari keluarga yang hilang Ano (59) mengaku tidak mengetahui keberadaan anaknya Gugun Gunawan. Ia belum mendapat kabar dari sang anak pasca-ledakan di Kosambi.

"Belum dapat kabar kondisi anak saya bagaimana," kata Ano di RS Polri, Jakarta, Jumat (27/10/2017).

Ano mengatakan, Gugun baru bekerja 4 bulan di pabrik tersebut. Anaknya ikut bekerja di petasan tersebut karena diajak tetangga.

Sepengetahuan Ano, Gugun sempat menghubunginya sekitar sebulan lalu. Kala itu, pria yang juga buruh tani itu mengaku sempat mengirimkan uang kepadanya.

"Dia kirim uang Rp 500.000, mau ditabung beli motor," kata Ano.

Baca juga artikel terkait LEDAKAN GUDANG PETASAN atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri