Menuju konten utama

Kisah Probosutedjo, dari Dirikan Sekolah Hingga Gemar Bermain Tenis

Menurut tetangga, Probosutedjo kerap mengundang masyarakat sekitar untuk makan bersama di rumahnya.

Kisah Probosutedjo, dari Dirikan Sekolah Hingga Gemar Bermain Tenis
Karangan bunga untuk Probosutedjo di Makam Somenggalan, Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Senin (26/3/2018). tirto.id/Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Probosutedjo, adik tiri Presiden RI ke-2 Soeharto meninggal dunia pada Senin (26/3/2018). Pria yang dikenal sebagai pengusaha ini menghembuskan nafas terakhir di RSCM sekitar pukul 7.05 WIB.

Bagaimana sosok almarhum di mata orang terdekatnya?

"Hidupnya sederhana, merakyat. Enggak pernah pilih-pilih, siapapun boleh main ke rumahnya," kenang Bibit.

Bibit (78) adalah tetangga Probosutedjo. Dengan mengenakan kemeja batik lengkap dengan peci dan celana bahan hitam, Bibit duduk menunggu jenazah rekannya di Komplek Makam Somenggalan, Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Yogyakarta.

Kepada awak media, Bibit menceritakan kembali pertemuannya dengan pria yang akrab disapa Probo sebelum bulan puasa tahun lalu. Saat itu, Bibit menemani Probo nyekar di Makam Somenggalan, tempat di mana Probo akan dimakamkan hari ini, Senin (26/3/2018) di samping sang ayah, Atmo Pawiro.

"Beliau [Probo] pulang ke Museum [Museum Soeharto] dan ziarah ke makam orang tuanya," ujar Bibit.

Menurut Bibit, Probo adalah orang yang memperhatikan bidang pendidikan. Hal itu terlihat dari sekolah yang didirikan almarhum di Argomulyo, mulai dari jenjang SD sampai perguruan tinggi (yang sekarang dikenal dengan Universitas Mercu Buana).

Probo juga membangun Museum Soeharto di Kemusuk, tanah kelahirannya, untuk membantu ekonomi masyarakat. Karcis museum digratiskan, tapi tempat parkir, tempat makan, dan toko souvenir dikelola langsung oleh masyarakat.

"Beliau membuka SMA Mercu Buana, sampe perguruan tinggi agar rakyat Argomulyo cerdas. Karena beliau dulu juga guru. Penghasilan kurang laku jadi bakul sayur, lalu beliau dagang besi tua. Jadi sebelum Pak Harto terangkat itu Pak Probo sudah kaya," kata Bibit.

Kekayaan itu tak lantas membuat Probo jadi sombong. Setiap tahun, sebelum puasa, Probo selalu pulang ke Kemusuk, untuk ziarah dan bercengkarama dengan tetangga-tetangganya. Bibit pun tak pernah absen menemani Probo ziarah.

Probosutedjo Suka Undang Masyarakat Makan Bersama

Probo juga dikenal sederhana dalam memilih makanan. Ia kerap mengundang masyarakat sekitar untuk makan bersama di rumahnya, yang terletak persis di samping Makam Somenggalan.

"Makanannya tempe, tahu, tewel, ya apa yang dimakan masyarakat Kemukus sehari-hari," ujar Bibit.

Hal senada diungkapkan Karjo, pembantu Probo yang telah 40 tahun mengabdi. Permintaan yang kerap diminta Probo soal makanan, paling hanya ikan laut.

"Bapak itu suka makan ikan laut, enggak selalu, tapi kalau minta paling itu saja," kata Karjo, ditemui di kediaman Probo di Ngasem, Yogyakarta.

Setiap pulang ke Yogyakarta, Probo mengajak pelayannya yang berjumlah 3 orang, seorang sopir dan beberapa pengawal untuk makan di Resto Mang Engking, sate klatak atau tengkleng.

"Bapak juga sering kasi bonus (uang) kalau ke sini," ujarnya.

Rumah Probo yang bernama Ndalem Purbayan itu dipakai untuk beristirahat dan menerima tamu saat di Yogyakarta. Rumah itu terdiri dari 2 kamar utama dan 11 kamar yang biasa digunakan untuk pengawal atau tamu Probo. Setiap kamar dilengkapi kamar mandi pribadi dengan bathub, shower, dan AC.

Selain bangunan utama, terdapat kolam renang, yang sudah tidak dipakai, halaman, garasi, dan lapangan tenis.

Menurut Bambang, sopir pribadi Probo, juragannya itu memang gemar main tenis.

"Bapak suka main tenis. Kalau ada anak yang suka main tenis, pasti disekolahin. Atlet-atlet tenis PON itu juga dia sekolahin," ujar Bambang, yang sudah jado sopir Probo sejak 1978.

Ia menuturkan, Probo tidak suka pergi-pergi kalau di Yogyakarta. Lebih suka istirahat di rumah, terlebih setelah tuannya itu menderita pengapuran di kaki dan kerap berobat ke Singapura.

Probosutedjo lahir pada 1 Mei 1930 di Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Dia merupakan salah satu pendiri Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia dan tercatat sebagai seorang pengusaha sukses di Indonesia.

Semasa hidupnya, Probosutedjo pernah menjabat Direktur Utama PT Menara Hutan Buana serta memiliki Yayasan Menara Bhakti dan Universitas Mercu Buana.

Baca juga artikel terkait KELUARGA CENDANA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Alexander Haryanto