Menuju konten utama

Probosutedjo Sering Sambangi Museum Soeharto Tiap Ruwah

"Kalau ruwah atau bulan baik bagi masyarakat Jawa (almarhum Probosutedjo) ke sini, itu pasti."

Probosutedjo Sering Sambangi Museum Soeharto Tiap Ruwah
Probosutedjo. ANTARA FOTO/Hermanus Prihatna

tirto.id - Semasa hidupnya, almarhum Probosutedjo rajin berkunjung ke Museum Soeharto di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pengelola Museum Widarto menyatakan bahwa Probosutedjo ke sana setiap ruwah dan bulan-bulan baik.

"Kalau ruwah atau bulan baik bagi masyarakat Jawa (almarhum Probosutedjo) ke sini, itu pasti," kata Widarto yang ditemui di sela mempersiapkan pemakaman jenazah Probosutedjo di Kompleks Makam Somenggalan Yogya, Argomulyo Bantul, Senin (26/3/2018).

Adik dari Presiden kedua RI Soeharto, Probosutedjo meninggal dunia pada Senin pagi ini. Probosutedjo yang lahir di Kemusuk, Desa Argomulyo, Bantul pada 1 Mei 1930 itu rencananya akan dimakamkan di Argomulyo.

Menurut dia, selain berkunjung ke Museum Soeharto, adik dari Presiden kedua RI Soeharto itu juga selalu mengirim doa untuk kerabat keluarga yang sudah lebih dulu meninggalkan, baik di Makam Somenggalan dan di Makam Giribangun Imogiri.

"Biasanya tiga sampai empat hari (ketika berkunjung ke Bantul). Bapak mengirim di sini (Makam Somenggalan) juga ke Makam Giribangun. Terakhir ke sini ruwah kemarin," katanya lagi.

Dia sendiri tidak mengetahui apa yang dibicarakan Probosutedjo bersama keluarga ketika berkunjung ke Bantul, karena tidak mengurusi hal itu, selain menangani hal-hal lain terkait dengan urusan teknis kerabat keluarga Probosutedjo.

"Saya tidak tahu itu (yang diomongkan terakhir pak Probo), yang jelas beliau sangat komit dengan masyarakat desa, dan kalau di sini (Argomulyo) mencari teman-teman sesepuhnya," katanya.

Hingga berita ini diturunkan, persiapan pemakaman jenazah Probosutedjo masih berlangsung, pemasangan tenda dan penataan kursi untuk prosesi pemakaman masih dilakukan.

Probosutedjo meninggal dunia pada Senin (26/3/2018). Pria kelahiran Bantul, Yogyakarta ini wafat di RSCM sekitar pukul 7.05 WIB.

Jenazah akan dimakamkan tepat disamping makam ayahandanya Atmopawiro di Kompleks Makam Somenggalan, Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul.

"Tepat diapit dua makam, sebelah kanan adalah makam Atmopawiro dan sebelah kirinya makam Kyai Joyowigeno yang merupakan tokoh masyarakat Kemusuk," kata Widarto, saat ditemui di kompeks pemakaman.

Baca juga artikel terkait KELUARGA CENDANA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani