Menuju konten utama

Kisah Jony Ive Bergabung dan Berpisah dengan Apple

Jony Ive adalah legenda desain Apple dan dunia. Pada 27 Juni lalu, ia memutuskan hengkang dari raksasa teknologi tersebut.

Kisah Jony Ive Bergabung dan Berpisah dengan Apple
CEO Apple Tim Cook, kiri, dan kepala desain Jonathan Ive melihat Mac Pro di ruang pamer di Apple Worldwide Developers Conference di San Jose, California. Pada hari Kamis, 27 Juni 2019. AP / Jeff Chiu

tirto.id - Pada 1987, menginjak usia ke-11 tahun, Apple rupanya masih belum memiliki tim desain sendiri. Ini terjadi lantaran si apel kroak ini mengalihdayakan kerja desain pada firma khusus, Frog Design. Namun, Apple ingin berubah. Maka, dimulailah kerja membentuk tim desain kawakan.

Apple memulai pencarian mereka pada awal tahun 1988. Saat itu, tim khusus Apple melanglang buana ke Eropa dan Asia, mencari sosok perancang yang mumpuni. Beberapa tokoh desain pun diincar. Mulai dari Mario Bellini, si Prince of Italian Design, hingga Giorgetto Giugiaro, sosok Car Designer of the Century. Sial, kerja Apple hanya berbuah rasa lelah.

Setahun berlalu, bertemulah tim pencari bakat Apple dengan Bob Brunner, seorang perancang dari firma desain bernama Lunar. Terkesan oleh kerja Brunner, Apple menawarinya kontrak. Namun, sebagaimana dikisahkan Leander Kahney dalam Jony Ive: The Genius Behind Apple’s Greatest Products, Brunner menolak.

Ia beralasan bahwa, "Saya tidak mau bekerja di perusahaan yang tidak memiliki staf desain sendiri. Pun, saya tidak ingin mengatur seseorang untuk melakukan kerja kreatif."

Apple kecewa dengan penolakan Brunner itu. Namun, karena Brunner telah dianggap sebagai sosok yang pas Apple, perusahaan yang dibentuk Steve Jobs dan Steve Wozniak ini melakukan penawaran ulang.

Beruntung, Brunner berubah pikiran. Ia menerima pinangan Apple.

Tapi, penerimaan Brunner bukan tanpa syarat. Pada manajemen, ia berujar, "perusahaan ini harus memiliki tim desain terbaik!"

Brunner kemudian membentuk tim desain impiannya, dan pada 1992, Jonathan Paul Ive, atau akrab disapa Jony Ive, bergabung.

Gelar Bangsawan dan iPhone

Pada bulan September 1992, tulis Kahney, saat masih berusia 27 tahun, Ive hijrah ke California, Amerika Serikat, bersama istrinya, Heather Ive. Di kota itu, Ive tinggal di sebuah rumah nan asri yang memiliki pemandangan ke Market Street dan gedung-gedung pencakar langit.

Di kota tempat di mana Silicon Valley itu berada, Ive memulai petualang barunya: Menjadi pekerja kreatif Apple. Sebelum bekerja di Apple, Ive mendirikan firma konsultan desain bernama Tangerine. Kinerja Ive di start-up itulah yang membuat banyak pihak kepincut dengannya.

Di bawah komando Brunner, Ive bekerja di divisi khusus. Divisi tersebut tidak bekerja di gedung utama Apple, melainkan pada studio khusus yang dinamai IDg Studio. Di studio inilah, otak Ive "dicuci" Brunner, yang pada akhirnya membantunya merancang desain bagi iPhone (juga iPod dan iPad).

Penciptaan iPhone bermula tatkala petinggi-petinggi Apple sadar bahwa iPod tak selamanya dapat menjadi produk andalan. Apple, butuh perangkat baru dan berangkat baru itu ialah sebuah ponsel.

Pada 2005, Apple bekerjasama dengan Motorola untuk merilis "iTunes Phone" bernama ROKR E1. Sebenarnya, itu ialah ponsel biasa, tetapi memiliki kemampuan tambahan untuk membeli dan menjalankan musik digital via iTunes.

Sayangnya, karena penciptaan ROKR E1 lebih utama dilakukan Motorola, Apple tak dapat berbuat banyak. Apple benar-benar harus merancang ponsel "made by Apple," dan divisi yang berada di IDg Studio bertugas merancang desain si ponsel, dengan ide dasar: Mac versi touch-screen.

Layar sentuh bukanlah hal baru bagi Apple. Di awal 2005, secara diam-diam, perusahaan itu mengakuisisi FingerWorks, perusahaan pencipta touch-sensitive keyboard-cum-mouse.

Selepas bekerja siang-malam dan dengan bantuan paten yang dimiliki FingerWorks, Ive dan kawan-kawannya akhirnya merilis perangkat eksperimen berukuran sebesar meja ping-pong yang kemudian diproyeksikan ke tembok. Perangkat pelopor iPhone itu dinamai "Model 035."

"Ini benar-benar akan mengubah segalanya," tegas Ive kala itu.

Tim Apple lainnya lalu mengerucutkan benda eksperimen itu hingga berukuran mini. Pada 2007, iPhone generasi pertama lahir.

Di tubuh Apple, tulis Kahney, Ive memegang peranan yang krusial. Ia memegang kendali tim desain, melakukan pencarian bakat, serta berdiskusi dengan tim eksekutif Apple lainnya. Yang paling utama, Ive bekerja langsung dengan Steve Jobs.

"Setiap produk Apple dikontrol oleh Ive," cetus salah seorang pekerja desain Apple pada Kahney.

Ive, dalam sebuah publikasi The Verge, merupakan sosok "desainer industri paling dihormati di seluruh dunia." Selain iPhone, Ive merancang muka bagi iPod, iPad, Watch, iOS, hingga "pesawat angkasa luar" Apple Park.

Infografik Jony Ive

Infografik Jony Ive. tirto.id/Nadya

Kunci sukses Ive dalam mendesain sesuatu ialah pemikirannya bahwa, "saya hanya ingin membeli produk yang diciptakan seorang yang fanatik, bukan seseorang yang acuh tak acuh. Seorang fanatik sangat detail dalam bekerja."

Atas karyanya di bidang desain industri, Ive banyak menerima penghargaan. Salah satunya pada tahun 2012. Kala itu, ia memperoleh penghargaan Knight Commander or Dame Commander of the Most Excellent Order of the British Empire (KBE) yang membuatnya memperoleh gelar "Sir."

Ive juga mendapat gelar doktor kehormatan dari University of Cambridge pada 2016, serta dari Royal College of Art dan juga dari Rhode Island School Design pada 2009.

Sayangnya, selepas lebih dari tiga dekade berkarya bersama Apple, pada 27 Juni 2019, Ive memutuskan pergi dari perusahaan yang ia besarkan.

"Jony merupakan sosok yang tak ada duanya di dunia desain dan perannya dalam kebangkitan Apple sangat penting," kenang Tim Cook, Pemimpin Eksekutif Apple, seperti dikutip dari rilis resmi Apple. "Mulai dari terobosan iMac pada 1998 ke iPhone hingga Apple Park, proyek terakhir tempat ia menuangkan banyak energi dan perhatiannya."

Selepas ditinggal selamanya oleh Steve Jobs dan hengkangnya Steve Wozniak, kepergian Ive jelas meninggalkan ruang hampa yang luas pada tubuh Apple.

Baca juga artikel terkait APPLE atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara