Menuju konten utama
13 November 2018

Sepak Terjang El Chapo, Raja Narkoba yang Mungil dan Licin

Perang kartel narkoba di Meksiko telah menewaskan lebih dari 80 ribu jiwa dalam rentang 2006 hingga 2015.

Ilustrasi Mozaik Joaquin El Chapo Guzman. tirto.id/Tino

tirto.id - Sebuah video semi dokumenter dirilis oleh otoritas berwenang pada Januari 2016. Video tersebut menayangkan kedatangan Guzman di penjara Altiplano Meksiko. Ini adalah penangkapan kesekian kalinya setelah Guzman berhasil kabur dari penjara secara dramatis lewat bangunan terowongan bawah tanah menuju luar area penjara.

Dalam video yang dilansir The Telegraph, narator juga meyakinkan bahwa selama proses pemeriksaan Guzman di penjara dengan tingkat keamanan maksimum itu tidak melibatkan pelanggaran HAM, dan pengacaranya senantiasa hadir setiap saat.

Pada pertengahan Januari 2017, sebelum Donald Trump diambil sumpah, Guzman diekstradisi dari Meksiko ke New York, Amerika Serikat. Pria ini bernama asli Joaquín Archivaldo Guzmán Loera yang berasal dari negara bagian Sinaloa, Meksiko.

Ia dijuluki sebagai raja perdagangan obat dunia setelah mengepalai kartel narkotika di Sinaloa, mengatur pasokan berbagai jenis narkotika ke Amerika Serikat, Eropa, dan lainnya. Reputasinya yang sering berurusan dengan pihak kepolisian, dipenjara, dan berhasil meloloskan diri semakin mengukuhkan dirinya sebagai orang paling dicari oleh kepolisian, baik Meksiko, Amerika Serikat, bahkan Interpol.

El Chapo, panggilannya yang didapat lantaran tubuhnya mungil, tiba dengan sebuah jet kecil di bandara Long Island MacArthur diiringi konvoi polisi yang mengawalnya hingga ke Manhattan Metropolitan Correctional Center, sebuah penjara dengan keamanan maksimum. Tak lupa helikopter mengawal dari atas raja gembong narkoba tersebut, seperti diwartakan Reuters.

Sesampainya di penjara, setidaknya tiga narapidana perempuan meneriakkan “Chapo! Chapo!” dari jendela sel mereka, menyambut salah satu gembong narkoba paling dicari di dunia ini.

Para pejabat Meksiko mengomentari ekstradisi El Chapo dengan mengatakan bahwa ini adalah hadiah terakhir dari Presiden Obama kepada Trump, yang telah secara rutin menghina Meksiko dan mengancam merobek perjanjian perdagangan NAFTA yang mendukung perekonomian kedua negara jiran ini.

Di Amerika Serikat, El Chapo menghadapi tuduhan di California, Texas, Illinois, Florida, dan New Hampshire terkait aktivitas perdagangan narkoba. Pemindahan tahanan El Chapo ke Amerika Serikat juga sekaligus menghapuskan kekhawatiran bahwa ia akan terus berupaya meloloskan diri mengakali pemerintah jika ia dipenjara di Meksiko.

Aksi dramatis kaburnya El Chapo terakhir terjadi pada 11 Juli 2015. Di penjara Meksiko bernama Altiplano dengan keamanan maksimum, ia berhasil meloloskan diri lewat terowongan di kamar mandi penjara setelah rekaman CCTV yang dirilis memperlihatkan aktivitas terakhirnya di area kamar mandi. Lubang ini ditemukan mengarah menuju terowongan bawah tanah yang ujungnya berada di sebuah lokasi pembangunan di luar dinding penjara.

Terowongan yang dibangun untuk aksi melarikan diri itu panjangnya lebih dari 1,5 km dengan tinggi 1,7 meter. Ditemukan juga sebuah sepeda motor yang diduga untuk membawa peralatan dan membuang galian tanah. Menteri dalam negeri Meksiko, Miguel Angel Osorio Chong mengatakan bahwa sejumlah pejabat penjara Altiplano diduga terlibat membantu Guzman kabur dari penjara lewat terowongan—yang menurut pihak keamanan memakan waktu satu tahun untuk menyelesaikannya.

El Chapo pertama kali melarikan diri dari penjara pada 2001. Ketika itu ia harus mendekam di sel setelah didakwa oleh pengadilan di San Diego atas tuduhan pencucian uang dan mengimpor berton-ton kokain ke California. Pengacara juga turut didakwa dalam perkara menyuap pejabat Meksiko guna memastikan setiap anggota kartel yang ditangkap dibebaskan dari tahanan.

Pada 19 Januari 2001, El Chapo melarikan diri dengan menyelinap di keranjang cucian pakaian yang dibawa oleh petugas penjara Puente Grande berkeamanan maksimum. Adalah Francisco "El Chito" Camberos Rivera, seorang penjaga penjara yang membukakan pintu sel elektronik bagi El Chapo. Aksi itu diteruskan menyelinapkan El Chapo ke dalam keranjang cucian dan melewati beberapa pintu hingga mencapai pintu keluar yang dibawa oleh petugas bernama Javier Camberos.

Sesampainya di luar, keranjang berisi raja kartel narkoba El Chapo ini dinaikkan ke bagasi mobil dan dikemudikan sendiri oleh Javier Camberos ke luar kota. Ia sangat rapi dan berhati-hati dalam merencanakan hingga mengeksekusi pelariannya. Menurut pejabat terkait, 78 orang terlibat dalam memuluskan aksi pelarian diri El Chapo.

Laporan dari Wall Street Journal menyebut El Chapo memegang pengaruh atas hampir semua orang di penjara dan memberikan gaji tambahan kepada mereka hingga memungkinkan dirinya mendapat perlakuan istimewa. Salah satu penjaga penjara yang melaporkan keadaan bahkan ditemukan tewas satu tahun kemudian.

Guzman pertama kali ditangkap oleh kepolisian pada tahun 1993 di Guatemala. Ia dijatuhi hukuman penjara selama 20 tahun karena melakukan pembunuhan dan perdagangan narkoba serta kemudian berhasil melarikan diri pada 2001. Baru pada 2014, El Chapo berhasil diringkus kembali dan dijebloskan ke penjara dengan tingkat pengamanan maksimum. Namun lagi-lagi ia berhasil lolos lewat terowongan bawah tanah pada Juli 2015 hingga perburuan besar-besaran dilakukan dan berhasil diringkus kembali oleh Marinir Meksiko pada Januari 2016.

Infografik Mozaik Joaquin El Chapo Guzman

Infografik Mozaik Joaquin El Chapo Guzman. tirto.id/Tino

Amerika Serikat menyebut perdagangan narkotika yang dilakukannya memasok berton-ton kokain terutamanya dari Kolombia melalui Meksiko dan berakhir di Amerika Serikat sebagai konsumen besar dunia, lengkap dengan pos-pos distribusi di seluruh Amerika Serikat. Organisasi kartel milik El Chapo juga memasok Eropa dan Amerika Utara sebagai pasar yang menggiurkan untuk distribusi metamfetamin, ganja, ekstasi, dan heroin.

Di Meksiko, tak jarang kelompok-kelompok kartel narkoba termasuk milik El Chapo saling berperang mempertahankan kekuasaan dan pengakuan hingga jatuh korban jiwa. Seperti dihimpun oleh CNN, ada sekitar tujuh kartel narkoba di Meksiko yang kini masih eksis dan saling bertikai. Misalnya kartel Tijuana/Arellano Felix, Juarez, Beltran Leyva, Gulf, Los Zetas, Jalisco New Generation, dan yang terbesar saat ini Sinaloa pimpinan El Chapo.

Penyiksaan, pemenggalan, eksekusi massal, membuangnya di tempat umum menjadi pemandangan yang dapat dilihat dari perang para kartel narkoba ini. Laporan Congressional Research Service report berjudul "Mexico: Organized Crime and Drug Trafficking Organizations" menyebut perang kartel narkoba tersebut telah menewaskan lebih dari 80 ribu jiwa dalam rentang 2006 hingga 2015.

Laporan tersebut juga memaparkan bahwa kartel Sinaloa mengendalikan sekitar 40 sampai 60 persen perdagangan narkoba di negara itu, dengan pendapatan sekitar $3 miliar. Laporan dari US Department of Homeland Security menyebut kartel narkoba Meksiko mengambil antara $19-29 miliar dari penjualan obat-obatan terlarang di Amerika Serikat.

Tentu persaingan sengit hingga saling bunuh dengan cara-cara sadis ini berpengaruh dalam kehidupan warga sipil yang tak berhubungan dengan perdagangan narkoba. Pemerintahan dan kepolisian Meksiko juga masih kewalahan mengendalikan dan memberantas kelompok kartel narkoba transnasional ini. Belum lagi mudahnya pihak keamanan berkompromi dengan gembong narkoba untuk memuluskan bisnis hingga pelarian mereka. Seperti yang terjadi selama ini dengan El Chapo.

==========

Artikel ini pertama kali ditayangkan pada 24 Januari 2017. Redaksi melakukan penyuntingan ulang dan menerbitkannya kembali untuk rubrik Mozaik.

Baca juga artikel terkait NARKOBA atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Hukum
Penulis: Tony Firman
Editor: Maulida Sri Handayani & Irfan Teguh Pribadi