Menuju konten utama
Khotbah Jumat

Khutbah Jumat Terbaru 2021: Hidup Bahagia dalam Islam Seperti Apa?

Khutbah Jumat terbaru 2021, khutbah Jumat singkat 2021 tentang definisi mencapai bahagia dunia dan akhirat.

Khutbah Jumat Terbaru 2021: Hidup Bahagia dalam Islam Seperti Apa?
Ilustrasi bahagia. foto/Istockphoto

tirto.id - Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillah..Segala puji bagi Allah pemilik alam semesta beserta isinya. Salawat dan salam semoga tercurah untuk seorang nabi dan rasul yang paling mulia, keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat. Amma ba’du ….

Pada hari Jumat kita kembali dipertemukan dalam majelis khotbah salat Jumat yang insya Allah materi yang disampaikan mengenai hidup bahagia menurut Islam baik di dunia dan akhirat.

Khutbah Jumat Singkat 2021

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Setiap orang yang ada di dunia pasti ingin hidupnya bahagia, definisi bahagia kalau kita lihat di KBBI yakni keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan) baik di dunia maupun di akhirat.

Bahagia juga bisa diartikan dengan keberuntungan seseorang. Setiap orang memang berbeda-beda bahagianya, karenaya akan berbeda pula cara yang dilakukan untuk mencapai kebahagiaan itu.

Dalam Al-Qur’an kata bahagia dijelaskan dengan berbagai macam definisi, misalnya sa’adah, di mana itu artinya kebahagiaan yang kekal, atau falah yang berarti kebahagiaan tercapai dengan menemukan apa yang dicari.

Jika kita berpedoman pada Al-Qur'an, seperti dikutip dari laman Muhammadiyah, maka Allah membagi orang-orang yang bahagia menjadi enam macam, yakni:

  1. Orang yang khusyuk dalam salatnya.
  2. Orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna.
  3. Orang yang menunaikan zakat.
  4. Orang yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap istri atau budak yang dimilikinya.
  5. Orang yang memelihara amanah dan janji yang dipikulnya.
  6. Orang yang memelihara salatnya.
Hal ini seperti Allah jelaskan dalam al-Qur’an surah Al Mu’minun ayat 1-11.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قَدۡ اَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَۙ

Qad aflahal mu'minuun

1. Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,

الَّذِيۡنَ هُمۡ فِىۡ صَلَاتِهِمۡ خَاشِعُوۡنَ

Allaziina hum fii Salaatihim khaashi'uun

2. (yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya,

وَالَّذِيۡنَ هُمۡ عَنِ اللَّغۡوِ مُعۡرِضُوۡنَۙ

Wallaziina hum 'anillaghwimu'riduun

3. dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna,

وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِلزَّكٰوةِ فَاعِلُوۡنَۙ

Wallaziina hum liz Zakaati faa'iluun

4. dan orang yang menunaikan zakat,

وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِفُرُوۡجِهِمۡ حٰفِظُوۡنَۙ

Wallaziina hum lifuruu jihim haafizuun

5. dan orang yang memelihara kemaluannya,

اِلَّا عَلٰٓى اَزۡوَاجِهِمۡ اَوۡ مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُهُمۡ فَاِنَّهُمۡ غَيۡرُ مَلُوۡمِيۡنَ‌ۚ‏

Illaa 'alaaa azwaajihim aw maa malakat aimaanuhum fa innahum ghairu maluumiin

6. kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela.

فَمَنِ ابۡتَغٰى وَرَآءَ ذٰ لِكَ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡعٰدُوۡنَ‌

Famanib taghaa waraaa'a zaalika fa ulaaa'ika humul 'aaduun

7. Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِاَمٰنٰتِهِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَاعُوۡنَ

Wallaziina hum li amaanaatihim wa 'ahdihim raa'uun

8. Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya,

وَالَّذِيۡنَ هُمۡ عَلٰى صَلَوٰتِهِمۡ يُحَافِظُوۡنَ‌ۘ

Wallaziina hum 'alaa Salawaatihim yuhaafizuun

9. serta orang yang memelihara shalatnya.

اُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الْوٰرِثُوْن

Ulaaa'ika humul waarisuun

10. Mereka itulah orang yang akan mewarisi,

الَّذِيۡنَ يَرِثُوۡنَ الۡفِرۡدَوۡسَؕ هُمۡ فِيۡهَا خٰلِدُوۡنَ

Allaziina yarisuunal Firdawsa hum fiihaa khaaliduun

11. (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

Kemudian dalam surah lainnya Allah SWT berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS an-Nahl: 97).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Imam al-Qurtubi menjelaskan dalam kitabnya Tafsir al-Qurtubi juz 10 halaman 174 bahwa terdapat beberapa tanda hidup bahagia:

Pertama adalah rezeki yang halal. Dengan rezeki yang halal dapat membuat hidup menjadi bahagia dan berkah, segala urusan menjadi mudah, keluarga penuh sakinah, mawaddah, dan rahmah, putra-putrinya saleh dan salehah, jiwa raga semangat untuk ibadah, harta melimpah ruah, bisa digunakan untuk haji dan umrah ke Makkah, serta ziarah Nabi Muhammad saw di Madinah, dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

Kedua, qanaah, ridha dengan pemberian Allah. Seseorang yang memiliki uang banyak, jabatan yang tinggi, harta yang melimpah ruah, namun tidak memiliki sifat qanaah, ia akan selalu kurang, serakah, rakus, dan tentunya hidupnya tidak bahagia.

Nabi Muhammad saw bersabda yang artinya:

“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi kecukupan rezeki, dan diberikan qanaah oleh Allah atas apa yang diberikan kepadanya. (HR. Muslim)

Bagaimana agar kita bisa qanaah? Baginda Rasulullah kemudian bersabda lagi dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

“Lihatlah orang yang ada di bawah kalian, jangan melihat seseorang yang ada di atas kalian, hal tersebut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah kepada kalian (HR. Muslim).

Ketiga, taufiquhu ilath-thâ‘at, yakni mendapatkan pertolongan Allah untuk melakukan kebaikan, ibadah, dan taat kepada Allah swt.

Dalam Surah Muhammad Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ تَـنۡصُرُوا اللّٰهَ يَنۡصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ اَقۡدَامَكُمۡ

Yaaa ayyuhal laziina aamanuuu in tansurul laaha yansurkum wa yusabbit aqdaamakum

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad: 7)

Keempat, halâwah thâ‘ât, yaitu merasakan manisnya ibadah dan taat kepada Allah swt.

Baginda Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari yang artinya:

“Ada tiga orang yang dapat menemukan manisnya keimanan: (1) orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul dibanding selainnya, (2) orang yang mencintai seseorang karena Allah, (3) orang yang membenci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dimasukkan ke neraka."

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Jiwa syukur dan sabar adalah kunci yang membuat seseorang bisa bahagia. Sejatinya, kebahagiaan bukan terletak pada apa yang sudah dimiliki secara materi, melainkan pada apa yang sudah dimiliki oleh hati.

Selanjutnya, untuk kebahagiaan akhirat misalnya bisa didefinisakan seperti meninggal dalam keadaan husnul khatimah, disambut malaikat rahmat, mendapatkan ampunan dan jaminan surga, bisa berkumpul di surga, hingga mendapatkan rida dari Allah swt.

Semoga kita semua selalu mendapatkan rahmat Allah agar kita menjadi manusia yang bahagia hidup di dunia dan akhirat. Aamin allahumma Aamiin.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom