tirto.id - Naskah khutbah Jumat singkat pekan ini dan terbaru mengangkat tema tentang amalan-amalan apa saja yang bisa terus mengalirkan pahala.
Bismillaahirrahmaanirraahiim,
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..
الحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَاْلمُرْسَلِيْنَ، سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَبَعْدُ
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلۡتَـنۡظُرۡ نَـفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَؕ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita kembali dalam majelis khotbah dan salat Jumat pada hari ini, 24 Juni 2022.
Salawat dan salam selalu tercurah untuk Baginda Rasulullah SAW, keluarganya dan para sahabat, amma ba'du.
Khutbah Jumat Singkat & Terbaru Pekan Ini
Hadirin kaum muslimin rahimakumullah,
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hasyr ayat 18 yang artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)
Ayat ini dengan jelas menerangkan bahwa orang-orang yang beriman diperintahkan agar bertakwa kepada Allah, dengan melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Termasuk melaksanakan perintah Allah ialah memurnikan ketaatan dan menundukkan diri hanya kepada-Nya.
Orang yang bertakwa kepada Allah hendaklah selalu memperhatikan dan meneliti apa yang akan dikerjakan, apakah ada manfaat untuk dirinya di akhirat nanti atau tidak.
Maksud dari yang dikerjakan ini tentu saja yang bermanfaat bagi dirinya di akhirat nanti. Di samping itu, hendaklah seseorang selalu memperhitungkan perbuatannya sendiri, apakah sesuai dengan ajaran agama atau tidak.
Di antara melaksanakan perintah-perintah Allah, yakni mengerjakan amalan-amalan saleh yang pastinya bermanfaat bagi diri sendiri dan tentu saja kita harapkan bisa terus mengalirkan pahala kepada kita.
Hal ini seperti diriwayatkan Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta doa anak sholeh." (HR Muslim).
Jamaah Jumat maasyiral muslimin,
Dari hadis di atas disebutkan 3 macam amalan yang bisa terus mengalirkan pahala yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak saleh untuk kedua ibu bapaknya.
Sedekah jariyah, seperti dikutip situs Kemenag, adalah amalan yang akan terus mengalirkan pahala kepada kita meski nanti kita sudah meninggal dunia.
Sedekah jariyah memiliki dua suku kata, yakni “Sedekah” dan “Jariyah”.
Dalam Al-Qur'an, kata sedekah juga disebut dengan istilah lain seperti shidqah, shodaqoh yang artinya bisa sebagai pemberian atau bisa juga diartikan sebagai qardhul hasan (pinjaman yang baik).
Dengan begitu, orang yang melakukan sedekah pada hakikatnya merupakan orang yang sudah “meminjamkan harta” kepada Allah.
Dengan bersedekah, maka Allah SWT Yang Mahakaya yang akan mengembalikan pinjaman tersebut dan tentu saja pengembaliannya memiliki nilai yang berlipat ganda.
Kata kedua jariyah memiliki pengertian mengalir yang berarti pahalanya mengalir dan tidak akan terputus.
Karena alasan itulah mengapa sedekah jariyah disebut sebagai sedekah yang memiliki ganjaran dan pahala tanpa terputus.
Amalan selanjutnya atau kedua yang juga terus mengalirkan pahala adalah ilmu yang bermanfaat.
Ini dimaksudkan sebagai ilmu pengetahuan yang kita miliki kemudian kita ajarkan kepada orang lain.
Laman NU Online menyebutkan ini sebagai ilmu yang bisa memberikan manfaat kepada diri sendiri maupun orang lain untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat, ilmu ini tak lain adalah ilmu agama.
Hanya ilmu agamalah yang memberikan manusia petunjuk bagaimana beriman kepada Allah SWT dan melaksanakan apa yang diperintahkan serta meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Oleh karena itu setiap orang wajib hukumnya belajar ilmu agama.
Beberapa tanda orang yang memiliki ilmu yang bermanfaat, yaitu tidak menganggap dirinya suci dan tidak sombong dengan ilmu yang dimiliki, apabila ilmunya bertambah maka akan tawaduk takut kepada Allah dan menjauhi pujian-pujian yang ditujukan.
Kemudian amalan ke-3 adalah doa anak yang saleh untuk kedua orang tua.
Jika kita memiliki anak saleh yang mau dan mampu mendoakan kita agar senantiasa mendapat petunjuk, pertolongan dan ampunan dari Allah SWT, maka anak saleh ini menjadi amal kita yang pahalanya akan terus mengalir.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Untuk menjadikan anak yang saleh salehah, sudah tentu ini menjadi tugas orang tua agar bisa mendidik putra-putrinya ke jalan menuju kebaikan.
Hal ini bermanfaat tidak hanya di dunia, karena sebagai manusia, salah satu makhluk ciptaan Allah SWT, kita akan merasakan mati.
Di dalam kubur tidak ada yang akan menolonh kita nanti, kecuali doa-doa dari yang masih hidup terutama anak keturunan kita sendiri.
Ajarkan anak-anak kita untuk selalu mendoakan kedua orangtuanya, di antara doa anak untuk kedua orang tua yang biasa kita dengar seperto:
اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ وارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًارَبِّ
Allahummaghfirli wali walidayya warhamhumaa kamaa rabbayaani shagiira
Artinya: “Ya Allah ya Tuhanku ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan kasihanilah keduanya sebagaimana mereka mengasihi kami di waktu kecil.”
Ketiga amal di atas, yakni sedekah jariyah, ilmu bermanfaat dan anak saleh, hendaklah menjadi perhatian kita secara serius.
Jangan sampai kita terburu meninggal dunia sementara ketiga hal itu belum sempat kita persiapkan dengan baik.
Hidup di dunia ini tidak berarti apa-apa jika kita tidak mengisinya dengan amal-amal yang kita butuhkan yang buahnya akan kita peroleh di akhirat nanti.
Demikianlah khotbah Jumat singkat kali ini, semoga kepada kita semua senantiasa bisa berada di koridor keimanan dan mudah-mudahan kita juga dapat mewujudkan 3 hal perkara tersebut sehingga di alam akhirat nanti kita mendapat aliran pahala, Aamin allahumma aamiin.
Wassalamu'alaikum warhamatullaahi wabarakatuh.
Editor: Addi M Idhom