tirto.id - Khotbah Jumat singkat pekan ini mengangkat tema tentang kemuliaan dan rahmat di bulan Maulid.
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat. Amm ba’du...
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Alhamdulillah, pada hari ini, Jumat tanggal 23 September 2022, kita dapat berkumpul dalam majelis salat dan khotbah Jumat yang Insya Allah dirahmati Allah Swt.
Dalam kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khotbah dengan tema “Hujan Rahmat di Bulan Maulid”.
Naskah Khotbah Jumat: Hujan Rahmat di Bulan Maulid
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Umat Islam Indonesia sebentar lagi akan memasuki bulan Rabiul Awal 1444 Hijriah pada 27 September 2022 mendatang. Bulan tersebut adalah bulan Rasulullah, bulan maulidur rasul, waktu lahirnya manusia paling mulia.
Nabi Muhammad lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabiul awal tahun Gajah (570 Masehi) di Kota Makkah, Arab Saudi. Begitu istimewanya waktu tersebut, sebagian ulama menganggap bahwa malam kelahiran Nabi Muhammad tidak kalah mulia dibandingkan malam Lailatul Qadar.
Hal tersebut membawa makna bahwa tanpa kelahiran Rasulullah, malam Lailatul Qadar belum tentu akan ada. Muhammad bin Abdullah merupakan rasul yang dipercaya mengemban dan menyampaikan Al-Qur’an kepada umat manusia.
Dilansir laman NU Online, dalam sebuah hadis qudsi dijelaskan mengenai begitu mulianya Rasulullah sebagai berikut:
قال الله تعالى لأدم لولا محمد ماخلقتك
Artinya:
“Allah Swt. berkata kepada Nabi Adam As. Jika tidak karena Muhammad, Aku tidak ciptakan engkau wahai Adam.”
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Terlepas dari adanya perdebatan mengenai hukum peringatan maulid, Rabiul Awal sebagai bulan kelahiran Rasulullah merupakan waktu pengingat yang tepat bagi umat Islam untuk bertakwa kepada Allah.
Allah telah mengutus Nabi Muhammad sebagai rahmat bagi seluruh alam (wa ma arsalnaka illa rahmatan lil alamin). Oleh karena itu, kita sudah sepatutnya mensyukuri kelahiran Rasulullah dengan memperbanyak selawat dan menyenangkan kaum fakir miskin dengan sedekah.
Jalaluddin As-Suyuthi, seorang ulama dan cendekiawan muslim asal Mesir dalam, kitab Ad-Durrul Mantsur menjelaskan bahwa rahmat bulan Maulid itu tiada lain adalah Rasulullah. Pendapat ini senada dengan firman Allah dalam Surah Al-Anbiya ayat 107 sebagai berikut:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ ١٠٧
Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-'ālamīn.
Artinya:
“Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam,”(QS. Al-Anbiya [21]:107).
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Umat Islam diimbau untuk bergembira menyambut kelahiran Nabi Muhammad. Begitu pentingnya hal ini, Imam al-Suyuthi dalam kitab Husnul Maqshid fi Amalil Maulid memberikan petunjuk mengenai perayaan maulid yang benar sebagai berikut:
أنَّ أصْلَ عَمَلِ الْمَوْلدِ الَّذِى هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ. وَرِواَيَةُ الأخْبَارِ الوَارِدَة فِى مَبْدَءِ أمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا وَقَعَ فِى مَوْلِدِهِ مِنَ الآيَاتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِى يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالاِسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ
Artinya:
“Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yang mulia.”
Membaca Al-Qur’an dalam perayaan kelahiran Nabi Muhammad merupakan perilaku yang sebaiknya dapat dilakukan umat Islam. Kemudian, perilaku yang baik lain yang juga dapat dilaksanakan adalah menceritakan kisah-kisah teladan Nabi Muhammad.
Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki, seorang ulama asal Makkah dalam kitab Manhajus As Salaf fi Fahmin Nushush Baina Nadzariyyat wa Tathbiq mengutip pernyataan Ibnu Taimiyah mengenai orang-orang yang memperingati Maulid Nabi sebagai berikut:
يَقُوْلُ اِبْنُ تَيْمِيَّة قَدْ يُثَابُ بَعْضُ النَّاسِ عَلَي فِعْلِ الْمَوْلِدِ وَكَذَلِكَ مَا يُحْدِثُهُ بَعْض النَّاسِ إمَّا مُضَاهَاة لِلنَّصَارَى فِى مِيْلاَدِ عِيْسَى عليه السلام وَإمَّا مَحَبَّةٌ لِلنَّبي صلي الله عليه وسلم وَتَعْظِيْمًالَهُ وَالله قَدْ يُثِيْبُهُمْ عَلَى هَذِهِ الْمَحَبَّةِ وَالاجْتِهَادِ لاَ عَلَى الْبِدَعِ
“Orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi akan diberi pahala. Demikian pula apa yang dilakukan oleh sebagian orang. Adakalanya bertujuan meniru di kalangan Nasrani yang memperingati kelahiran Isa AS, dan adakalanya juga dilakukan sebagai ekspresi rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Allah Ta’ala akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan mereka kepada Nabi mereka, bukan atas bid’ah yang mereka lakukan.”
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Salah satu tanda seseorang bahagia atas kelahiran Nabi Muhammad adalah menjalankan segala peraturan syariatnya. Banyak perilaku yang dapat dipraktikkan terkait hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Selain taat beribadah kepada Allah, seorang muslim juga dapat membantu sesama secara materiil. Rasulullah semasa hidupnya merupakan sosok penolong bagi yang lemah. Beliau selalu mendahulukan kepentingan umatnya daripada pribadi.
Oleh karena itu, sehubungan dengan bulan yang mulia ini, marilah kita contoh teladan yang baik dari Rasulullah dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Demikianlah khotbah Jumat pekan ini. Semoga kita menjadi pribadi yang baik dan dapat meniru perilaku-perilaku terpuji Rasulullah sehingga diberkahi oleh Allah. Aamiin allahumma aamiin.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Iswara N Raditya