tirto.id - Seiring meningkatnya populasi penduduk serta tingkat obesitas di Indonesia, kecenderungan penyebaran diabetes juga kian tinggi. Data Riskesdas terakhir pada 2018 mencatat bahwa prevalensi diabetes di Indonesia meningkat menjadi 8,5 persen, dari sebelumnya sebesar 6,9 persen pada 2013.
Melalui data di atas, jumlah penyandang diabetes Indonesia diperkirakan akan mencapai 21,3 juta di 2030, atau meningkat sebanyak 12,9 juta diabetes hanya dalam waktu 30 tahun.
Hal ini seharusnya jadi alarm bagi masalah kesehatan di Indonesia. Bagaimanapun juga, diabetes dalam jangka panjang dapat merusak kesehatan penderitanya dan menyebabkan komplikasi serius, mulai dari masalah kebutaan, sakit jantung, ginjal, kerusakan saraf, hingga disfungsi ereksi bagi pria.
Diabetes adalah kondisi ketika tubuh tidak bisa mengontrol gula darah dan manajemen cerna makanan di bagian dalam tubuh. Sementara itu, energi tubuh diproduksi dari zat glukosa dari gula darah. Sedangkan, glukosa diperoleh dari konsumsi buah-buahan, susu, sayur-mayur, serta makanan mengandung zat tepung dan bergula.
Sebelum sampai ke fase diabetes, biasanya akan melalui tahap prediabetes. Bagi penderita yang ingin mengurangi risiko negatif tersebut, harus mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, mulai dari menerapkan diet tertentu hingga berolahraga rutin.
Di saat bersamaan, konsumsi jamur dapat jadi pertimbangan. Hal ini dikarenakan jamur memiliki kandungan karbohidrat rendah, minim gula, dan memiliki substansi anti-diabetik.
Tentunya tidak semua jamur aman dikonsumsi, jenis jamur payung amanita virosa, laktarius, lepiot, dan beberapa macam jamur berbahaya lainnya harus dihindari dan tidak boleh dimakan.
Jenis-jenis jamur aman konsumsi yang dapat mengontrol gula darah adalah jamur kancing (Agaricus bisporus), jamur kuping (Auricularia polytrica), jamur shintake (Lentinula edodes), jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dan jamur merang (Volvariella volvacea).
Dilansir dari lamanMushroom, jamur memiliki serat larut makanan yang diyakini dapat mengontrol gula darah dalam tubuh. Bagi pengidap diabetes, setiap harinya, direkomendasikan untuk mengkonsumsi sebanyak 25-35 gram serat jamur.
Selain itu, jamur yang dikategorikan sebagai makanan rendah zat glikemik, mengandung sedikit karbohidrat. Artinya, konsumsi jamur tidak akan menaikkan kandungan gula darah sesignifikan makanan lazimnya yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti roti dan nasi putih.
Mengkonsumsi makanan rendah zat glikemik dapat mengontrol level gula darah, nafsu makan, serta menurunkan risiko penyakit diabetes.
Jamur segar adalah pilihan terbaik untuk kontrol diet gula darah. Hal ini disebabkan kandungan jamur minim cairan, rendah lemak, serta berisi zat serat larut makanan, menjadikan pengkonsumsinya dapat merasa kenyang. Artinya, konsumsi jamur akan menahan serat kalori jahat dalam tubuh.
Laman Healthline menulis bahwa jamur memiliki kandungan vitamin B tinggi, membantu diet konsumsi penderita prediabetes atau diabetes sebagai kontrol diet gula darahnya.
Selain itu, kandungan tinggi vitamin B dari jamur juga dapat mencegah penurunan fungsi mental dan kepikunan dalam jangka panjang.
Zat larut makanan pada jamur, seperti substansi beta glukan yang ditemukan pada jamur, dicerna lambat oleh usus. Fungsinya, hal ini menunda penyerapan glukosa, yang dapat mengontrol gula darah selepas mencerna makanan berat lainnya.
Jamur juga mengandung zat polisakarida, dapat menurunkan risiko sakit jantung dan stoke, yang diasosiasikan dengan penyakit diabetes.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari