Menuju konten utama

Ketum PBNU Pertanyakan Urgensi Pembangunan "Terowongan Silaturahmi"

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengkritik rencana pembangunan terowongan silaturahmi Istiqlal-Katedral.

Ketum PBNU Pertanyakan Urgensi Pembangunan
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj (tengah) didampingi Wakil Ketua Umum Maksum Mahfudz (kanan) dan Ketua Robikin Emhas (kiri) berbincang usai memberikan pernyataan sikap tentang kasus perairan Natuna di gedung PBNU, Jakarta, Senin (6/1/2020). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj.

tirto.id -

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj mengkritik rencana pembangunan terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Kathedral.

Rencana yang disetujui oleh Presiden Joko Widodo itu, menurutnya, tak punya tujuan yang jelas.

"Apa tujuannya, ya? saya enggak paham tuh. Budaya apanya? Agama atau apanya itu? apa politik (atau) politis? Saya enggak," kata Said saat ditemui di kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (8/2/2020)

Lantaran itu lah, ia mempertanyakan kembali rencana pembangunan tersebut, termasuk apakah hal itu bersifat penting.

"Harus ada target nilai. Apa nilai budaya, apa nilai agama apa nilai apa? Jangan-jangan cuma strategi politik," kata Said.
Presiden Joko Widodo sebelumnya meninjau perkembangan renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Jumat (7/2/2020). Renovasi yang dilakukan tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden sejak tahun 2019 lalu.
"Ini adalah renovasi besar sejak 41 tahun yang lalu. Anggaran yang diperlukan untuk renovasi ini cukup besar Rp475 miliar," ujar Presiden selepas peninjauan.
Rencana pembangunan terowongan silaturahmi tersebut disampaikan Jokowi saat meninjau renovasi masjid Istiqlal beberapa waktu lalu.

"Ada usulan untuk dibuat terowongan dari Masjid Istiqlal ke Katedral. Sudah saya setujui sekalian sehingga ini menjadi sebuah terowongan silaturahmi," ucap Jokowi.

Baca juga artikel terkait TEROWONGAN SILATURAHMI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Hendra Friana