tirto.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menolak gagasan pemulangan 660 WNI eks-ISIS.
"Saya tolak, saya tidak setuju," tegas Said Aqil saat ditemui di kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (8/2/2019).
Said beralasan, para WNI eks-ISIS tersebut sudah pergi meninggalkan negara dan membakar paspor. Selain itu, para eks-ISIS sudah melabeli semua warga Indonesia, termasuk ormas NU sebagai orang-orang yang menyembah selain Allah (thogut).
"Mereka sudah meninggalkan negara, membakar paspornya, mengatakan kita thogut, terutama NU, Anshorut Thogut, pendukung thogut. Ngapain disuruh pulang?" tanya Said Aqil.
Said mengatakan, hal tersebut tidak hanya berlaku kepada orang dewasa. Anak-anak, dalam pandangan Said, juga tidak layak pulang sebagai konsekuensi meninggalkan Indonesia.
"Pada prinsipnya yang sudah meninggalkan, sudah meninggalkan kewarganegaraan dengan kemauan sendiri, ngapain?" Tanya Said.
Said mengingatkan hampir seluruh negara yang warga negaranya pergi ke ISIS ditolak untuk kembali ke negara asal.
Ia mencontohkan Saudi Arabia dan Pakistan. Ia pun menyoalkan pandangan yang menyebut ada dampak negatif seperti kebencian apabila eks militan ISIS ditolak kembali ke Indonesia.
"Pembunuh, pembantai pemerkosa ngapain diramahin?" tanya Said.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Hendra Friana