tirto.id - Ketua MPR Bambang Soesatyo menilai Indonesia perlu belajar dalam konflik Rusia-Ukraina. Ia meminta Indonesia sadar bahwa krisis Ukraina menunjukkan dunia lebih mementingkan motif politik dan ekonomi daripada kemanusiaan.
Saat menyampaikan pidato Sidang Tahunan MPR 2023 di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (16/8/2023), Bambang Soesatyo menilai situasi dunia masih belum berakhir akibat perang Rusia-Ukraina.
Ia menilai, perdamaian akan sulit terjadi akibat perang yang belum ada tanda akan berakhir. Ia menilai, krisis Ukraina menunjukkan perilaku dan motif pemimpin berbagai negara yang lebih mengedepankan politik dan ekonomi daripada kemanusiaan.
"Krisis Ukraina telah menunjukkan secara gamblang kepada dunia, bagaimana cara pandang para pemimpin dunia di tengah peta kekuatan global yang multipolar, yang seringkali mementingkan motif politik dan ekonomi, dibandingkan prinsip-prinsip kemanusiaan universal," kata pria yang karib disapa Bamsoet itu, Rabu (16/8/2023).
Bamsoet menilai, Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi sudah berupaya mendorong solusi perdamaian permanen. Namun, inisiatif Indonesia, kata Bamsoet, masih belum diterima para pihak berkonflik.
Oleh karena itu, Bamsoet menilai kasus Rusia-Ukraina membuat Indonesia harus menyadari urgensi masalah pertahanan dan keamanan negara. Ia menilai, kemampuan militer Indonesia perlu profesional.
"Indonesia sebagai negara berdaulat perlu memiliki kemampuan militer yang tangguh dan profesional, yang didukung oleh semangat kerja sama segenap elemen bangsa, sebagaimana mandat Panglima Besar Jenderal Sudirman: 'Tentara kita adalah tentara rakyat yang akan kuat bila hidup dan bergotong royong bersama rakyat'," kata Bamsoet.
Kedua, pertahanan dan keamanan juga perlu memperhatikan dimensi ekonomi. Ia mengatakan, Indonesia sebagai negara yang kaya sumber daya alam harus membangun ketahanan di masalah pangan, energi dan industri.
"Sebagai negara yang kaya akan sumber daya, Indonesia harus membangun ketahanan dan kemandirian ekonomi, yang ditopang oleh kedaulatan pangan, energi, dan industri," kata Bamsoet.
Ketiga, Indonesia perlu meningkatkan peran politik luar negeri bebas aktif sebagai bagian komunitas global. Ia ingin Indonesia bisa bergaul erat dengan semua negara tanpa berpihak.
"Sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia perlu lebih meningkatkan peran politik luar negeri yang bebas aktif, bergaul erat dengan semua negara bangsa, tanpa perlu berpihak pada salah satunya," kata politikus Golkar itu.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri