tirto.id - Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid mengaku belum tahu kabar soal komposisi kabinet Jokowi-Maruf Amin. Namun, ia memastikan PKB akan mengikuti kebijakan Jokowi dalam penentuan kabinet.
"Saya pribadi belum dapat info terkait nomenklatur, format dan kader yang diminta. Prinsipnya PKB manut pada kebijakan Pak Jokowi," kata Jazilul kepada Tirto, Rabu (14/8/2019).
Jazilul mengatakan, PKB mendukung seluruh keputusan Presiden Jokowi dalam menentukan menteri, termasuk menteri umur muda hingga pemilihan jaksa agung latar belakang non-parpol. Sebab, hal tersebut merupakan prerogatif presiden.
"PKB akan dukung apa yang menjadi kebijakan Pak Jokowi, apalagi soal menteri itu hak Presiden. PKB setuju apa pun kebijakan yang mengedepakan kemaslahatan dan mempercepat kemakmuran bagi seluruh bangsa," tutur Jazilul.
Terkait dengan wacana Jokowi akan memilih menteri dari partai oposisi, ia juga mengatakan PKB akan mendukungnya, asalkan keputusan tersebut dilakukan melalui pembahasan dengan internal koalisi.
"Jika ada partai oposisi yang mau gabung tentu juga menjadi hak prerogatif Pak Jokowi, yang tentunya akan dibicarakan dengan partai pendukung," kata Jazilul.
Presiden Jokowi mengaku sudah menyelesaikan susunan menteri kabinetnya pada periode II. Menurut dia, komposisi kabinetnya akan lebih banyak diisi profesional ketimbang dari partai politik, yakni 55 persen dari profesional, 45 persen dari parpol.
"Ya profesional 55, 45 dari partai politik," kata Jokowi usai menghadiri perayaan HUT Pramuka ke-58 di Cibubur, Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Saat ditanya soal apakah ada partai oposisi yang akan mengisi posisi menteri di kabinetnya, Jokowi tidak menjawab. Namun, ia memastikan wewenang untuk memilih menteri merupakan haknya sebagai presiden.
"Kamu tahu enggak kabinet itu apa? kabinet itu adalah hak prerogatif presiden. Menteri itu adalah hak prerogatif presiden," kata Jokowi.
Kendati sudah selesai menyusun kabinetnya, Jokowi mengaku akan melihat situasi dan kondisi Indonesia terlebih dahulu sebelum mengumumkan nama menteri yang dipilihnya.
"Kita melihat momentumnya, melihat mendesak atau tidak mendesak kebutuhan itu kita lihatlah. Tapi kalau kita lihat masyarakat menunggu, pasar juga menanti sehingga sebetulnya, semakin cepat diumumkan semakin baik," kata Jokowi.
Jokowi pun membenarkan kalau ada menteri muda bahkan berumur 25-30 tahun. "Ya ada yang umur-umur itu betul, ada yang muda dan setengah muda, campur-campur lah, ada yang setengah tua, ada juga," kata Jokowi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Alexander Haryanto