tirto.id - Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan bahwa rekonsilasi antara Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dan capres terpilih Prabowo Subianto sebenarnya tidak diperlukan. Pasalnya, hubungan Megawati-Prabowo sampai saat ini dalam keadaan baik-baik saja.
Dasco mengatakan bahwa tidak pernah ada perselisihan antara Megawati dan Prabowo.
"Pak Prabowo-Bu Mega terutama itu hubungannya baik-baik saja. Jadi, sebenarnya kalau ada yang ngomong rekonsiliasi saya pikir enggak ada yang perlu direkonsiliasi karena tidak pernah ada yang namanya perselisihan," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/4/2024).
Wakil Ketua DPR RI itu juga mengatakan bahwa Prabowo sangat menghormati Megawati. Saat ini, komunikasi intens terus dilakukan untuk mempertemukan kedua tokoh ini. Dasco memperkirakan Prabowo akan bertemu Megawati setelah sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) mengeluarkan keputusan.
"Pak Prabowo sangat menghormati Bu Mega, dan saya pikir komunikasi-komunikasi lebih intens mungkin akan ditingkatkan setelah putusan MK," ucap Dasco.
Dasco mengatakan bahwa partainya tidak hanya berkomunikasi dengan PDIP, tapi juga partai-partai politik lain.
"Kalau komunikasi-komunikasi, kita kan sering lakukan. Tidak hanya dengan PDIP, dengan yang lain juga sering lakukan," tutup Dasco.
Dua pekan belakangan ini, wacana pertemuan antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri memang santer didengungkan. Namun, hingga kini belum terwujud.
Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, seusai salat Ied di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/4/2024), menyebut bahwa keputusan untuk bertemu Prabowo akan diambil langsung pleh Megawati. Namun, Basarah belum bisa memastikan kapan pertemuan tersebut akan terealisasi.
Dia mengatakan bahwa PDIP masih menunggu hasil sidang PHPU di Mahkamah Konstitusi (MK). Basarah juga menepis bahwa pertemuan Prabowo dan Megawati tersebut sebagai bentuk rekonsiliasi. Dia menilai kedua tokoh dan parpol masing-masing hanya berseberangan dalam pemilu dan tidak ada perpecahan sehingga perlu ada rekonsiliasi.
“Kita harus menganggap hal itu sebagai suatu hal yang lumrah menjadi tradisi berdemokrasi sehingga tidak pada tempatnya kalau kita harus mengatakan kita harus rekonsiliasi antara Ibu Mega dan Pak Prabowo,” kata Basarah.
Sementara itu, kader Partai Gerindra, Maruarar Sirait, menyatakan bahwa pertemuan antara Prabowo dan Megawati hanya tinggal waktu saja. Ara, sapaan akrabnya, yang dulu juga merupakan kader PDIP, menilai para elite punya jiwa kenegarawanan yang tinggi.
“Untuk waktunya, saya pikir semua tinggal soal waktu saja ya untuk komunikasi, silaturahmi satu sama lain,” kata Ara, Rabu pekan lalu.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Fadrik Aziz Firdausi