Menuju konten utama

Ketika Kecakapan Digital Menjadi Niscaya

29.456.400 orang telah mengikuti program Literasi Digital sejak 2020.

Ketika Kecakapan Digital Menjadi Niscaya
Ilustrasi seorang wanita sedang melihat konten-konten yang ada di internet. (FOTO/iStock)

tirto.id - Satu dasawarsa lalu, ketika Joko Widodo pertama kali dilantik menjadi presiden Indonesia ke-7, internet sudah menjadi entitas penting bagi banyak orang. Kala itu, penggunaan internet belum se-massif hari ini. Namun demikian, pemerintah sudah menaruh perhatian besar terhadap kecakapan masyarakat dalam menggunakan internet.

Lewat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), pemerintah meluncurkan Internet Cakap (In-Cakap) pada 2014. Program tersebut kemudian bertransformasi dan secara resmi diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2021 dengan nama “Indonesia Makin Cakap Digital".

Dengan warganet yang literat secara digital, Jokowi berharap ruang maya masyarakat Indonesia dipenuhi konten-konten positif dan inspiratif, jauh dari hoaks, dan berbagai konten negatif lainnya.

"Kita harus tingkatkan kecakapan digital masyarakat agar mampu menciptakan lebih banyak konten-konten kreatif yang mendidik, yang menyejukkan, yang menyerukan perdamaian," ujar Jokowi, saat meresmikan program nasional “Indonesia Makin Cakap Digital” secara virtual, Kamis (20/05/2021).

Selain itu, Jokowi juga berharap agar kecakapan digital dapat meningkatkan produktivitas masyarakat, terutama para UMKM, sehingga mereka naik kelas. Semakin banyak UMKM onboarding ke platform e-commerce, Jokowi meyakini hal demikian akan berdampak pada nilai tambah ekonomi seluruh lapisan masyarakat.

"Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkret di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif," sambung Jokowi.

“Indonesia Makin Cakap Digital” bertujuan membekali masyarakat Indonesia dengan pengetahuan dan keterampilan digital dasar yang diperlukan untuk menghadapi tantangan era kiwari.

Dalam pelaksanaannya, sebagaimana dilansir dari laman resmi Kemkominfo, Literasi Digital memiliki berbagai kelas daring dan pelatihan gratis untuk seluruh masyarakat. Adapun materi-materi yang diberikan didasarkan pada empat pilar literasi digital, yaitu Keterampilan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, serta Budaya Digital.

“Empat pilar ini harus berjalan secara sinergis agar transformasi digital di Indonesia dapat berjalan dengan lancar,” kata Menkominfo Budi Arie Setiadi. Meski demikian, Budi menekankan bahwa transformasi digital punya konsekuensi sendiri, sebagaimana transformasi lain di berbagai bidang.

Untuk diketahui, sebagai pilar Literasi Digital, Keterampilan Digital mencakup pemahaman dan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif. Keamanan Digital menekankan tentang perlindungan data pribadi dan keamanan siber. Budaya Digital berkaitan dengan pentingnya pemahaman akan norma dan nilai sesuai Pancasila yang berlaku dalam dunia digital. Etika Digital fokus pada perilaku bertanggung jawab dan berintegritas dalam interaksi digital.

“Jangan sampai kita bergaul offline sopan, tapi online tidak karuan. Ini pekerjaan kita untuk meningkatkan literasi,” sambung Budi. Budi optimis, ketika masyarakat literat secara digital, mereka akan lebih produktif, kreatif, dan inovatif.

Capaian Literasi Digital

Literasi Digital menyasar tiga segmen target utama, yaitu masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan. Dalam pelaksanaannya, program berjalan lewat kolaborasi Kemenkominfo dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, komunitas, industri, dan akademisi.

Dalam keterangan yang diterima Tirto.id awal pekan ini, 29.456.400 orang telah mengikuti program Literasi Digital sejak 2020.

Infografik PI Kominfo 1

Infografik Literasi Digital Dalam Angka. tirto.id/Mojo

“Program ini sangat bermanfaat, khususnya untuk teman-teman disabilitas. Program Literasi Digital membuka wawasan kami tentang penggunaan konten yang beragam,” ungkap Karim Amrullah, Koordinator Bidang Advokasi dan Konsultasi Hukum Difapedia.

Pada 2022, Difapedia berkolaborasi dengan Kemenkominfo dan Siberkreasi menyelenggarakan Seminar Literasi Digital Inklusi. Karim pun berharap kolaborasi semacam itu akan berkelanjutan di kemudian hari. “Kami berharap acara ini memberikan manfaat dan harapan kami ada pelatihan serupa di masa depan serta bertemu kembali dengan teman-teman disabilitas,” pungkas Karim.

Dukungan terhadap Literasi Digital juga disampaikan Laksma TNI Herjawan. Menurut Komandan Resimen Chandradimuka (Danmenchandra) Akademi TNI tersebut, kegiatan Literasi Digital sangat penting karena sudah diaplikasikan di masyarakat luas, termasuk di lingkup TNI.

“Terutama mengenai Data Safety. Baik di dunia militer maupun sipil, kehati-hatian di dunia digital tetap diperlukan,” ungkap Herjawan.

Saat ini, menurut data yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet Indonesia tahun 2024 mencapai 221.563.479 jiwa, dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia tahun 2023. Dengan kata lain, 79,5 persen penduduk Indonesia adalah pengguna internet.

Dengan jumlah sebesar itu, kecakapan digital menjadi niscaya. “Program Literasi Digital memberikan saya wawasan terkait bagaimana caranya kita bisa lebih bijak, menerapkan etika, hingga budaya yang tepat pada dunia digital,” ungkap Sri Nur Annisa, Duta Kesehatan Mental Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan.

Selain membekali sumber daya dengan berbagai kecakapan Literasi Digital, akses internet dan peningkatan infrastruktur digital pun menjadi fokus utama pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak 2014. Dalam konteks ini, Kemenkominfo diarahkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur telekomunikasi di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal guna mewujudkan pemerataan akses terhadap pelayanan telekomunikasi di seluruh pelosok negeri.

Baca juga artikel terkait KOMINFO atau tulisan lainnya dari Tim Media Service

tirto.id - Insider
Penulis: Tim Media Service
Editor: Tim Media Service