Menuju konten utama

Ketahui Tanda Awal Bayi Cerdas & Sehat: Pendiam Hingga Sulit Tidur

Mengenal tanda-tanda bayi cerdas dan sehat: terbiasa dengan buku, pendiam, berantakan, hingga orang tua yang berpendidikan.

Ketahui Tanda Awal Bayi Cerdas & Sehat: Pendiam Hingga Sulit Tidur
Ilustrasi Bayi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kecerdasan anak dibentuk dari faktor genetik dan lingkungan. Dalam keseharian, mungkin pernah melihat bayi yang sedang meniru gaya bicara atau menghitung jumlah piring dan sendok di rumahnya.

Fenomena tersebut perlu disadari sebagai tanda bayi adalah anak yang cerdas dan sehat.

Namun, tetap hal yang paling berpengaruh adalah kualitas perawatan yang diberikan kepada anak-anak. Scientic American menemukan bahwa kecerdasan ini perlu diberi ruang dan didikan dari orang tua dan guru.

Tanda awal bayi pintar dan sehat di antaranya terlihat dari keterampilan komunikasi dan bahasa yang luar biasa. Selain itu, berikut tanda-tanda bayi cerdas:

1. Buku teman terbaiknya.

Anak-anak yang lebih pintar dari rata-rata tidak hanya belajar membaca sejak dini. Mereka juga mengubah membaca menjadi pembelajaran, yang kemudian menciptakan kebiasaan.

Buku-buku juga dapat meningkatkan kosa kata dan pemahaman, serta mendorong anak-anak untuk menyadari bahwa ide-ide adalah sesuatu yang layak dibicarakan

2. Pendiam.

Anak-anak yang cerdas tidak selalu memiliki kemampuan bersosial yang baik. Banyak anak-anak berbakat justru adalah anak-anak yang pendiam dan jeli.

Mereka menonton, menilai, dan hampir memetakan masa depan untuk menentukan apakah tugas atau kegiatan tertentu bernilai baik untuk mereka.

Seringkali anak-anak yang sangat pintar, tiba-tiba saja berdiri, menonton, dan mengamati sebelum memilih bagaimana mereka ingin berinteraksi, karena ini cara mereka mengidentifikasi apakah mereka bisa menjadi yang terbaik dalam kondisi apa pun.

3. Berantakan.

Apa kesamaan yang dimiliki Albert Einstein, Mark Twain, dan Mark Zuckerberg? Meja mereka berantakan.

Pada anak-anak, biasanya akan tampak di area bermain atau kamar tidur yang berantakan. Einstein berkata, "Jika meja yang berantakan adalah pertanda pikiran yang berantakan, lalu apa yang kita pikirkan tentang meja kosong?"

Courage Mudzongo, profesor psikologi di Warner Pacific College menjelaskan, orang dewasa tahu bahwa kreativitas sering lahir dalam kekacauan. Sehingga saat anak-anak terlihat mengacaukan meja atau apapun, mereka kadang memecahkan, menemukan, dan menghasilkan ide-ide orisinal.

4. Pikirannya seperti kamera.

Kemampuan menghafal mereka sangat kuat. Saat anak mendengar sesuatu sekali atau dua kali kemudian mampu mengingatnya dengan baik, maka keterampilan menghafalnya di atas rata-rata.

Bisa jadi anak ini memiliki apa yang oleh sebagian orang disebut memori fotografis, yang menjadi tanda bahwa anak ini memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

5. Bermain dengan bebas.

Bermain bebas adalah kesempatan untuk menjelajah, memisahkan, dan menjadi kreatif.

Healthyway menyebut, anak yang bermain secara bebas akan memperoleh pikiran yang cerah dan selalu mengisi 'ruang kosong' dalam alat bermain mereka dengan sesuatu yang baru dan menarik.

6. Sulit Tidur

Orang cerdas biasanya sulit untuk menenangkan pikirannya. Jadi individu yang lebih pintar dari rata-rata sering kesulitan tidur. Begitu juga anak-anak.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Satoshi Kanazawa di London School of Economics and Political Science menyimpulkan, anak-anak yang cerdas lebih cenderung tumbuh menjadi orang dewasa di malam hari yang tidur larut malam dan bangun terlambat pada hari kerja dan akhir pekan.

7. Tidak pandai dalam segala hal.

Anak-anak yang cerdas mengetahui batas kemampuan mereka dengan menunjukkan hobi dan fokus mempelajarinya.

Ini juga berarti bahwa anak-anak yang lebih pintar dari rata-rata tidak akan selalu unggul di sekolah.

Kedengarannya kontradiktif, tetapi jika ingin menggali pikiran mereka, akan ada hal-hal menarik yang mereka sebutkan dibanding memberitahu tentang menyerahkan tugas tepat waktu, mempraktikkan tulisan tangan yang rapi, dan berinteraksi dengan teman sebaya.

8. Orang tuanya berpendidikan baik.

Orangtua yang mengejar pendidikan tinggi lebih cenderung memiliki anak yang melakukan hal yang sama.

Orangtua yang berpendidikan juga lebih mungkin untuk melihat dan memahami pentingnya memperkenalkan anak mereka ke berbagai kesempatan belajar di usia dini.

Orangtua yang menciptakan rumah yang berfokus pada pembelajaran, lebih cenderung mengasuh anak yang memiliki minat besar.

Sebuah penelitianBusiness Insider 2015 mengutip studi longitudinal 2009 dari 856 orang di New York dan menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan orang tua ketika anak berusia 8 tahun secara signifikan meramalkan keberhasilan pendidikan dan pekerjaan untuk anak 40 tahun kemudian.

Baca juga artikel terkait BAYI atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Febriansyah
Penulis: Febriansyah
Editor: Dhita Koesno