tirto.id - Teori mengenai kecerdasan merupakan salah satu teori paling banyak dikaji di keilmuan psikologi.
Howard Gardner, ahli psikologi terkemuka merumuskan delapan jenis kecerdasan yang dimiliki manusia, di antaranya adalah kecerdasan visual spasial.
Kecerdasan visual spasial diartikan sebagai kemampuan terampil dalam membayangkan, mengingat, dan memanggil kembali bayangan-bayangan visual.
Orang dengan kecerdasan ini juga pandai mengubah dan memodifikasi suatu citra ruang dan tempat.
Anak-anak dengan kecerdasan visual spasial sangat piawai dalam mengingat wajah, gambar, hingga detil-detil tertentu. Mereka juga dapat memvisualisasikan sebuah objek dari sudut-sudut yang berbeda.
Dilansir dari Psychology Today, umumnya sekolah hanya menekankan pada kecerdasan bahasa seperti latihan membaca, menulis, dan pemahaman mengenai keduanya. Selain itu, sekolah-sekolah juga fokus pada kecerdasan kalkulasi-matematis.
Oleh sebab itu, lulusan sekolah disiapkan mengerti mengenai sistem simbol penomoran dan perhitungan angka.
Potensi kemampuan visual spasial anak-anak seringkali berkembang di luar lingkungan sekolah.
Jika orang tua mendapati bahwa anaknya unggul di jenis kecerdasan ini, ada baiknya menyediakan lingkungan kondusif sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara maksimal.
Laman Parenting Science merilis beberapa cara untuk memaksimalkan potensi anak dengan kecerdasan visual spasial:
Dorong Anak untuk Mengeksplorasi Lingkungan Sekitarnya
Anak-anak adalah pembelajar aktif dan cepat. Dengan mengajak anak mengeksplor lingkungannya, anak-anak akan belajar banyak mengenai bentuk-bentuk suatu benda dan ruangnya.
Bayi yang baru lahir tampaknya baru dapat memahami objek jika sudah menyentuh benda bersangkutan, bahkan tanpa harus melihat terlebih dahulu. Indra peraba berkembang lebih awal di masa balita daripada indra penglihatan.
Riset juga menyatakan bahwa indra peraba bayi cenderung lebih aktif untuk memproses informasi spasial.
Perkembangan kecerdasan visual spasial tidak tumbuh begitu saja. Anak-anak harus dengan sadar menerima pengalaman baru dari lingkungannya.Misalnya dengan merasakan langsung bentuk dan tekstur suatu benda, serta menyentuh-raba objek tersebut secara langsung.
Stimulasi Kemampuan Visual Spasial Anak Melalui Percakapan
Orang tua dapat mengembangkan kemampuan mental spasial anak dengan stimulasi percakapan. Misalnya dengan mengajak anak berbicara tentang ketepatan ruang.
Percakapan dapat dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah sayuran ini muat dimasukkan ke dalam keranjang kita?
Bagaimana air di dalam botol dapat berubah bentuk ketika dimasukkan ke dalam mangkok? Dan percakapan-percakapan lainnya.
Bagi anak-anak, percakapan seperti ini terasa menantang dan menyediakan kesempatan belajar dan mengeksplorasi citra tempat dan ruang.
Sediakan Mainan Menyusun Blok atau Bangunan
Untuk memaksimalkan potensi kecerdasan visual spasial anak, orang tua dapat menyediakan mainan blok menyusun bangunan atau citra gambar seperti lego, puzzle, dan mainan-mainan sejenisnya.
Anak-anak yang bermain menyusun bangunan atau blok cenderung lebih baik dalam kemampuan visual spasialnya.
Hal ini karena mainan tersebut menantang anak untuk membayangkan bangunan yang akan ia susun, kemudian mengaplikasikannya dengan blok-blok tersedia hingga menjadi bentuk yang diinginkan.
Beberapa mainan sudah menyediakan desain-desain bangunan di panduannya. Oleh sebab itu, anak-anak dapat bereksperimen menyusun blok-blok hingga tersusun bangunan seperti di gambar. Ia juga dapat mengembangkannya sendiri sesuai kemauannya.
Hal ini penting untuk menstimulasi mental dan pikiran agar kemampuan visual spasial anak-anak berkembang sejak dini.
Cobalah Origami
Seni tradisional lipat kertas dari Jepang atau origami dapat jadi opsi melatih kemampuan mental spasial anak.
Laman Edutopia menulis bahwa origami dapat mengembangkan pengetahuan anak mengenai geometri.
Melalui lipatan kertas, anak dapat belajar struktur bentuk yang ia buat, baik itu panjang, lebar, dan tinggi suatu objek. Dan jika dimainkan berkelompok, anak dapat belajar menjelaskan bentuk-bentuk yang akan atau telah ia kreasikan.
Ajari Anak Membaca Peta atau Sekalian Membuatnya
Jika anak menginjak usia tiga atau empat tahun, kebanyakan anak sudah siap belajar pengetahuan sederhana tentang peta.
Aplikasi simpelnya dapat dilakukan dengan mengajak anak bermain mencari harta karun dengan peta yang dibuat oleh orang tua.
Dengan menyembunyikan suatu hadiah di tempat tertentu di ruang rumah, anak dapat belajar memahami lokasi peta ruang tamu, dapur, kamar depan, dan mengeksplor tempat-tempat berdasarkan citra yang sudah dituangkan di lembar kertas.
Apabila anak sudah paham, ia bisa menyusun sendiri peta sederhana mengenai lokasi lingkungan tempat tinggalnya. Kecerdasan visual spasial anak akan berkembang melalui bayangan-bayangan yang ia imajikan, lalu menuangkannya dalam bentuk peta yang ia buat sendiri.
Anak-anak dengan kecerdasan visual spasial, jika dilatih dengan baik akan sangat bermanfaat bagi masa depannya.
Universitas Northern Illinois merilis artikel “Howard Gardner’s Theory of Multiple Intelligences”, yang menyatakan bahwa orang yang terampil dalam kemampuan visual spasial berpotensi menjadi arsitek, artis, perancang tata kota, desainer grafis, fotografer, pematung, hingga seniman.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yandri Daniel Damaledo