tirto.id - Anak-anak memerlukan waktu tidur yang cukup agar perkembangan otak optimal. Anak yang tidak cukup tidur selain rewel juga berakibat pada kesehatannya.
Dilansir Harvard Health menurut penelitian, beberapa dampak karena tak cukup tidur bagi anak antara lain memicu obesitas, dan masalah kesulitan belajar yang akan terbawa hingga dewasa.
Sedangkan untuk remaja yang tak cukup tidur memiliki risiko depresi, masalah belajar, dan cenderung berisiko besar mengalami kecelakaan.
Dilansir dari laman National Sleep Foundation, anak menghabiskan 40 persen masa kecilnya untuk tidur.
Ada dua jenis kondisi tidur yang bergantian yakni,
1. Non-Rapid Eye Movement (NREM) atau tidur "tenang".
Selama keadaan tidur NREM yang dalam, suplai darah ke otot meningkat, energi dipulihkan, pertumbuhan dan perbaikan jaringan terjadi, dan hormon-hormon penting dilepaskan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
2. Rapid Eyes Movement (REM) atau tidur "aktif".
Selama tidur REM, otak bekerja aktif, bahkan bermimpi. Tubuh tidak bisa bergerak, pernapasan dan detak jantung tidak teratur.
Bayi menghabiskan 50 persen waktunya untuk tidur, dengan siklus setiap 50 menit. Pada usia sekitar enam bulan, tidur REM terdiri dari sekitar 30 persen. Sedangkan anak-anak usia prasekolah, siklus tidur setiap 90 menit.
Waktu yang dibutuhkan anak untuk tidur
Apakah waktu tidur anak-anak sudah cukup? Berikut rekomendasi yang dilansir Health Harvard untuk durasi tidur yang dibutuhkan oleh anak.
Bayi: 12 hingga 16 jam (termasuk tidur siang)
Balita: 11 hingga 14 jam (termasuk tidur siang)
Anak-anak prasekolah: 10 hingga 13 jam (termasuk tidur siang)
Anak-anak usia sekolah dasar: 9 hingga 12 jam
Remaja: 8 hingga 10 jam
Tips agar anak mendapatkan waktu tidur yang cukup
1. Mengatur rutinitas tidur
Dilansir Raising Children, rutinitas tidur mendorong pola tidur yang baik. Pastikan untuk membuat rutinitas tidur dengan waktu yang sama setiap hari.
Orang tua bisa membantunya dengan gosok gigi sebelum tidur, mengajaknya bercerita terlebih dahulu, lalu memberinya waktu untuk lebih tenang hingga tertidur.
2. Rileks sebelum tidur
Setidaknya butuh waktu 30 menit sebelum tertidur, sebaiknya biarkan anak untuk santai. Bisa sambil membaca buku, mendengarkan musik dahulu.
3. Usahakan tidur dan bangun secara teratur
Sebaiknya latih anak untuk tidur dan bangun secara teratur setiap hari. Hal ini berfungsi untuk menjaga pola tidur agar tidak terlambat bangun untuk pergi sekolah.
4. Tetap tidur siang
Biasanya setelah usia 3-5 tahun anak-anak cenderung tidak tidur siang. Bagi yang masih melakukan aktivitas tidur siang, lakukan tidur siang dengan tidak berlebihan hingga sore hari.
Sebab tidur siang terlalu lama akan membuat anak sulit tidur di malam hari.
5. Penerangan kamar
Agar anak tidur dengan nyaman dan tenang, sebaiknya matikan lampu kamar atau jika anak takut gelap bisa menggunakan lampu kamar sedikit redup.
Sebab cahaya yang terlalu terang dari lampu, televisi, komputer, dan gadget akan menekan kadar melantonin sehingga menunda kantuk pada anak.
6. Menjaga pola makan
Menjaga pola makan dengan cara makan tepat waktu dengan porsi sesuai. Jangan terlalu kenyang ataupun lapar karena akan membuat anak tidak nyaman sehingga sulit tidur.
7. Beraktivitas di luar ruang dan dapatkan sinar matahari
Pastikan di pagi hari anak mendapat cahaya sinar matahari yang cukup. Cahaya terang pagi hari menekan kadar melantonin agar anak terjaga dan tidak mengantuk pada siang hari. Sehingga di malam hari anak akan lebih cepat mengantuk.
8. Hindari kafein
Kafein ada dalam minuman berenergi, kopi, teh, cokelat, dan cola. Dorong anak untuk menghindari minuman ini di sore dan malam hari.
9. Suhu kamar yang dingin
Siklus tidur anak tidak hanya bergantung pada cahaya, suhu juga berpengaruh. Whitney Roban, psikolog klinis dan spesialis tidur dalam laman Health Line merekomendasikan agar anak memakai piyama katun saat tidur dan menjaga suhu kamar sekitar 65 hingga 70 ° F (18 hingga 21° C) di malam hari.
10. Pastikan anak merasa aman
Seringkali anak-anak merasa takut di malam hari. Ketakutan akan hantu dan monster akan membuatnya tidak nyaman dan sulit tidur. Bantu anak tetap tenang, ajak bercerita dengan cara menenangkan, dan temani hingga tertidur.
11. Waspadai gangguan tidur
Jika anak sulit tidur, mengalami mimpi buruk yang terus-menerus, mendengkur, atau bernafas melalui mulut, kemungkinan mereka mengalami gangguan tidur.
Sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak mengenai kebiasaan tidurnya. Mungkin dokter akan merekomendasikan solusi yang tepat.
Penulis: Meigitaria Sanita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari